Dalam perjalanan pulang, saya tak habis pikir. Di Republik yang katanya gemah ripah loh jinawe, ternyata masih ada warganya yang terlantar dan hidup di kandang kambing. Tanpa mengenal apa itu BPJS, apa itu uluran tangan serta bantuan pemerintah.  Demikian pula dengan masyarakat, kenapa sedemikian mudah membutakan mata hatinya ? Mungkin dua mata bisa buta, namun, mata hati sulit dibutakan. Aduh ! Apa yang salah pada diri kita ini ?
Kendati begitu, ada sedikit kelegaan setelah melihat berdirinya Posko bantuan yang digagas oleh para relawan lokal. Harusnya, pemerintah dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten merasa malu melihatnya salah satu rakyatnya terlantar selama bertahun- tahun. Â Saya sangat meyakini, sebenarnya banyak sekali Saliyem- Saliyem yang lain. Kiranya, pemerintah pusat tak mengabaikan fungsi kontrolnya terhadap aparat di lapis paling bawah agar kasus nenek Saliyem tidak terulang kembali. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H