Dari TKP yang menelan empat korban ini, siang hari ketika saya melintas, saya sempat mengambil gambar. Pasalnya, untuk memperingatkan pengguna jalan, warga memasang pohon pisang di lubang tersebut. Sayangnya, berulangkali digilas mobil, belakangan pohon pisang itu remuk tak berbentuk. “ Kalau jalannya tidak terlalu kencang, paling banter pelek motornya bengkok. Tapi kalau jalannya ngebut ya alamat bakal benjut,” kata Santo setengah bercanda.
Berangkat dari kejadian tersebut, Minggu (21/2) saya mencoba menyusuri Jalan raya Kota Salatiga. Ternyata, sepanjang Jalan Osamaliki yang panjangnya berkisar 2 kilometer, saya menemukan banyak sekali lubang berdiameter sekitar 30- 80 centimeter. Sedang kedalamannya bervariasi, yang jelas, bila malam hari atau kondisi hujan, mampu membuat celaka pengendara sepeda motor.
[caption caption="Lubang di Jalan Osamaliki yang sudah diberi tanda oleh DPU (foto: bamset)"]
Puluhan lubang itu terlihat sudah diberi tanda oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum Kota Salatiga, sebagian telah ditambal, namun banyak yang belum ditutup. Di trotoar, terpasang peringatan mengenai jalan berlubang yang dipasang dinas terkait. Buruknya kualitas Jalan raya di Salatiga ini, tak urung jadi perbincangan warga dan dikeluhkan pengguna jalan. Sebab, berulangkali pengendara sepeda motor jadi korbannya.
[caption caption="Lubang yang sama di Jalan Osamaliki (foto: bamset)"]
Memang, Jalan raya yang ada di Salatiga sebenarnya merupakan jalan provinsi yang tanggung jawab pemeliharaannya ada di Dinas Pekerjaan Umum Jawa Tengah. Kendati begitu, bila pemerintah kota tak sigap mengantisipasinya hingga timbul kecelakaan yang membuat babak belur warganya, maka, hal tersebut sama halnya dengan melakukan pembiaran terjadinya musibah pada diri warga Kota Salatiga. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI