Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menikmati Pesona Museum Kereta Api di Ambarawa

29 Januari 2016   17:20 Diperbarui: 30 Januari 2016   10:33 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga tahun 1976, saat jalur kereta api ke Tuntang mau pun Kedung Jati dihentikan, akhirnya  Stasiun Kereta Api Ambarawa dialihfungsikan menjadi Museum. Terkait hal tersebut, wisatawan yang berkunjung disediakan lokomotif uap bergerigi yang mampu menempuh perjalanan Ambarawa menuju Stasiun Bedono yang berjarak sekitar 30 kilo meter melewati perbukitan. Menjelang akhir tahun, biasanya turis-turis uzur dari Belanda dan Jerman kerap datang hanya untuk bernostalgia masa lalu.

[caption caption="Ini lokomotif uap yang siap mengantar wisatawan (foto: bamset)"]

[/caption]Ada hal yang menarik perhatian saya, yakni bangunan Stasiun Kereta Api yang sudah berumur 143 tahun ini. Di mana, kendati usianya ratusan tahun, namun kualitas bangunannya tetap kokoh, tak tergerus cuaca, jamur mau pun tangan jahil. Mulai kayu- kayunya, besi baja, lantai hingga tembok batanya, seakan dibangun guna kepentingan jangka panjang. Bukan bangunan ecek-ecek seperti yang ada sekarang.

Itulah sedikit gambaran tentang Museum Kereta Api Ambarawa yang penuh pesona saat ini, setelah direnovasi dalam waktu cukup lama, sekarang sudah berbenah siap menerima kunjungan siapa pun. Meski harus merogoh biaya masuk Rp 10 ribu perorang, namun, ada kepuasan tersendiri bagi pengunjungnya. Bila anda melewati Ambarawa, tak keliru bila menyempatkan diri bertandang sejenak. Percayalah, nantinya akan tertanam di benak tentang kenangan masa lalu. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun