Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dampak Tol Bawen- Salatiga, Warga Kehilangan Tetangga Dekatnya

22 Januari 2016   17:57 Diperbarui: 22 Januari 2016   18:37 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Pondasi calon jembatan di Desa Ujung- Ujung (foto: bamset)"]

[/caption]

Untuk Kota Salatiga sendiri, tol yang lagi dibangun melewati tiga kelurahan yakni Bugel, Kauman Kidul dan Tingkir Lor. Dengan total lahan yang tergerus mencapai 140.980 meter persegi, warga yang menerima ganti rugi berjumlah 235 kepala keluarga. Hingga sekarang, proses ganti rugi nyaris tanpa kendala yang berarti sehingga target pembangunan diprediksi bakal selesai tepat waktu.

Bagi pengguna jalan, mungkin sangat diuntungkan dengan keberadaan jalan tol Semarang- Solo yang bakal selesai di tahun 2017. Persoalannya, ada akibat yang harus ditanggung oleh masyarakat di Kabupaten Boyolali dan Kota Salatiga. Implikasi beroperasinya tol tersebut, saya perkirakan arus lalu lintas yang melewati dua kabupaten serta kota itu akan berkurang hingga 50 persen.

Bila tak memiliki kepentingan yang mendesak, nantinya pengguna jalan tol tak mungkin berbelok ke Boyolali mau pun Salatiga. Mereka lebih suka memacu pedal gasnya untuk sampai di tujuannya masing- masing. Apakah hal ini sudah diantisipasi oleh para petinggi di Boyolali dan Salatiga ? Susah menjawabnya. Sebab, dampak pengurangan arus lalu lintas akan mendera lini sosial, ekonomi serta pariwisata.

Semisal sekarang ini, pengguna jalan yang menempuh perjalanan dari Semarang menuju Solo atau sebaliknya masih mau mampir ke Salatiga sekedar membeli oleh- oleh mau pun menikmati kuliner. Apakah nantinya mereka akan melakukan hal serupa ? Demikian pula dengan sektor pariwisata, sepertinya angka kunjungan wisatawan juga bakal mengalami nasip serupa. Itulah konsekuensi pembangunan, tinggal cerdas- cerdasnya pemimpin di daerah untuk mensiasatinya. Kalau mereka abai, alamat tergerus kemajuan jaman.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun