Yang terakhir, mengenai hak perempuan, saya pikir kaum wanita di Kota Salatiga memiliki hak yang sama dengan kaum pria. Beberapa jabatan strategis dipegang kalangan perempuan, seperti staf ahli Walikota, Camat Tingkir, Kepala Disdikpora, Ketua KPU hingga Wakil Ketua DPRD setempat. Sepanjang mereka memilki kredibilitas serta kapabilitas yang mumpuni, kaum hawa tidak diharamkan menduduki posisi sebagai pimpinan.
Itulah sedikit gambaran Salatiga sebagai kota peduli HAM, yang namanya pluralisme budaya, agama hingga bidang yang lain, sejak jaman penjajahan Belanda telah terpelihara dengan baik di kota ini. Jadi, tanpa mendapatkan penghargaan pun, Kota Salatiga memang tak pernah mengabaikan hal- hal yang terkait HAM. Kesimpulannya, tak hanya Yogya, Salatiga ternyata juga istimewa. (*)
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H