“Akurasi PCR lebih tinggi dan mampu mendeteksi virus meskipun sedikit,” begitu penjelasan dokter ketika kutanya kenapa tidak antigen saja yang notabene harganya jauh lebih murah
Pemeriksaan darah dan swab PCR disepakati, aku menandatangani biaya yang tertera di formulir persetujuan. Test darah Rp 280.000 dan Swab PCR Rp 1.400.000.
Lantas seorang perawat ditugaskan untuk mengambil darahku. Beres itu aku menunggu giliran di-swab.
Terus terang sejak pandemi Covid-19 di awal Maret tahun 2020 hingga 5 Maret 2021, aku tidak pernah melakukan: apakah itu rapid test antibody, swab antigen, ataupun PCR. Aku selalu mengandalkan menjalankan protokol kesehatan secara ketat, dan dari hasil swab antigen istriku yang memang rutin dilakukan oleh kantornya.
Apabila hasil rapid test dan swab antigen istriku non reaktif dan negatif, aku anggap itulah kondisiku. Namun dengan gejala demam yang asing seperti ini, kupikir swab PCR adalah langkah terbaik.
Setelah menunggu aku dipersilakan masuk ke sebuah bilik semi permanen yang berdiri di area parkir rumah sakit. Seorang petugas telah menunggu, ia memintaku untuk rileks saat alat test yang bentuknya seperti cotton buds panjang itu mulai dimasukkan ke lubang hidungku, kanan dan kiri. Rasanya tidak sakit atau perih, bahkan aku merasakan geli sehingga aku hampir saja bersin.
Selesai di-swab, aku diminta menunggu hasil test darah dan berkonsultasi lagi dengan dokter. Hasil pemeriksaan laboratorium untuk darah keluar. Aku dipanggil lagi ke ruangan konsultasi dokter.
Test hematology menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan. Lymphocyte rendah hanya 19 (normal 20-40), Monocyte tinggi 15 (normal 2-8), dan Rasio N/L tinggi 3,32 (normal di bawah 3,13).
Kemudian dokter meminta aku dan istriku untuk pisah ranjang sementara waktu dan tetap memakai masker meski di rumah. Dokter pun memberikan resep obat yang harus kuminum; ada obat batuk, obat antivirus, obat demam, dan vitamin dosis tinggi.
Selesai urusan administrasi kami langsung pulang, dan sama-sama berharap: semoga hasil swab PCR-ku negatif. Malam itu tidurku lagi-lagi tidak nyenyak akibat rasa demam yang asing, ganjil dan tidak biasa.