Mohon tunggu...
Bamby Cahyadi
Bamby Cahyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Profesional Food and Beverages Business

Adalah penulis cerpen dan profesional di dunia restoran. Pernah bekerja di pelbagai industri restoran berskala nasional dan multinasional

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Cuti, Cepat Mati

16 Februari 2021   10:57 Diperbarui: 16 Februari 2021   18:26 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu tidak mengambil cuti tahunan selama 10 tahun bekerja? Aku pernah!

Beruntung di perusahaanku, jatah cuti yang tidak diambil itu tidak hangus begitu saja. Tersebab aku tak bisa mengambil hari cuti tahunan dikarenakan tuntutan dari perusahaan juga. 

Nah, setelah 10 tahun bekerja, akhirnya aku dibolehkan mengambil cuti, itu pun tersebab pandemi Covid-19 memaksa sebagian dari kami harus bekerja dari rumah.

Tentu tak banyak yang bisa dilakukan disaat masa pandemi ini, ingin berlibur ke luar kota sekadar mengganti suasana kota Jakarta dengan suasana pantai Kuta di Bali, atau jalan Malioboro di Jogja, atau danau Toba di Samosir, harus mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah apabila berpergian dengan menggunakan moda transportasi umum seperti pesawat terbang atau kereta api.

 Aku memilih tidak ke luar kota untuk menghabiskan masa cuti. Itu hanya pekerjaan orang bodoh saja ingin berlibur tetapi harus mengikuti rangkaian tes kesehatan. Tentu selain pemborosan betapa tersiksanya suatu liburan diatur ketat oleh aturan kesehatan, jaga jarak, pakai masker, dan harus selalu cuci tangan.

Hari pertama cuti, aku belum membuat agenda apa untuk hari ini. Aku terbangun dengan kondisi mengerjapkan mataku, cahaya yang kabur terlihat olehku dari jendela apartemen yang gordennya telah dibuka oleh istriku, seperti kombinasi terang dan gelap, sedikit jelas, tapi sedikit kabur. 

Saat itu aku tersentak bangun dari tidur dengan seluruh tubuhku pegal-pegal. Entah kenapa selama pandemi aku selalu merasa tubuhku tidak nyaman saat bangun dari tidur. Hal ini memang sering terjadi sebelumnya, dan kemungkinan besar ini terulang lagi pada hari ini. Hal ini terjadi apabila aku kurang tidur dan terlalu cemas berlebihan.

Bagaimana tidak cemas? Aku tidak punya agenda apa yang akan kulakukan hari ini. Berbeda dengan hari kerja, aku pasti sudah punya agenda kerja yang lumayan padat dari pagi hingga sore hari. Istriku sudah pergi ke kantor, setiap jam 06.00 ia telah meninggalkan apartemen dengan mobilnya. 

Dengan malas-malas aku ke kamar mandi, cuci muka, lalu ke meja makan untuk membuat sarapan. Di dekat kotak roti tawar, aku melihat secarik kertas, rupanya istriku meninggalkan pesan di kertas itu. Meski sebenarnya ia bisa mengirimkan pesan itu lewat WA, tetapi ia memilih menulis pesan itu di secarik kertas, begitulah kebiasaannya sejak ponsel pintar belum ditemukan. Isi pesannya cukup singkat; ”Jangan lupa ke kantor Samsat!”

”Ya ampun!” pekikku. Aku hampir lupa. Hari ini aku harus ke kantor Samsat di Polda Metro Jaya untuk membayar pajak mobil dan memperpanjang STNK. 

Buru-buru aku mengambil 2 lapis roti tawar mengolesnya dengan mentega dan menaburinya dengan meses cokelat, membuat segelas susu kalsium, lantas menandaskannya bersama dengan roti. Tidak lupa menelan sebutir vitamin. Dan mandi.

Berkas-berkas untuk urusan membayar pajak mobil dan perpanjang STNK sudah disiapkan. STNK lama, KTP, dan BPKB, asli dan salinannya berupa fotokopi ketiga berkas tersebut. Begitu pun aku sudah siap menuju kantor Samsat di Polda Metro Jaya. 

Rupanya pagi ini cerahnya matahari tidak bertahan lama, saat aku keluar dari apartemen hujan turun dengan deras. Rencana aku akan menggunakan bus TransJakarta berubah menjadi menggunakan taksi online, kebetulan hari itu aku dapat voucher potongan harga Gocar Rp 6.000. Lumayan!

Sampai di Polda, aku langsung menuju tenda besar yang disediakan khusus untuk pengurusan SIM dan STNK, di sana tersedia 3 bus keliling yang biasanya beroperasi di tempat-tempat tertentu ketika tidak ada pandemi. 

Setelah berada di antrean salah satu bus, aku mengambil formulir, mengisinya dengan lengkap. Lantas memasukkannya ke loket pendaftaran, berkas diterima lalu diminta menunggu untuk pembayaran pajak mobil, tidak lama hanya 3 menit menunggu namaku sudah dipanggil ke loket kasir. 

Pembayaran kulakukan dengan kartu debit berjalan lancar, diberikan bukti pembayaran pajak tahunan, lalu disuruh menunggu lagi, kurang lebih 5 menit dipanggil ke loket pengambilan STNK, dan tidak memerlukan waktu 15 menit urusan bayar pajak mobil dan perpanjangan STNK selesai, padahal di dalam tenda ada sekitar 100 orang pada saat yang sama sedang mengurus SIM dan STNK juga.

Melansir unggahan akun instagram @humaspajakjakarta, syarat untuk membayar PKB, adalah sebagai berikut:

Syaratnya sebagai berikut:

1. STNK asli beserta fotokopi
2. BPKB asli beserta fotokopi
3. KTP pemilik kendaraan asli yang sesuai di STNK beserta fotokopi

Apabila dikuasakan, dapat melampirkan surat kuasa disertakan materai serta KTP penerima kuasa dan fotokopi KTP penerima kuasa.

Pembayaran pajak kendaraan bermotor tahunan dapat dilakukan di berbagai gerai, yaitu:

1. Kantor Samsat Induk
2. Gerai Samsat
3. Mobil Samsat Keliling
4. Aplikasi Samsat Online Nasional (SAMOLNAS)

Sementara itu, untuk pembayaran pajak kendaraan bermotor 5 tahunan, diharuskan di Kantor Samsat Induk sesuai domisili objek pajak kendaraan bermotor.

Pandemi Corona Covid-19 masih berlangsung di Indonesia, dan belum menunjukkan angka penurunan yang signifikan. Dengan begitu, pemerintah hingga saat ini masih memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan PPKM, dan masyarakat diimbau untuk menghindari kontak fisik secara langsung untuk mencegah penularan virus yang berasal dari Wuhan, Cina. Maka bayarlah Pajak Kendaraan Lewat Samsat Online Saja.

Lanjut tentang cuti, menurut penelitian bahwa karyawan yang tidak mengambil cuti akan meningkatkan risiko kematian hingga 20%. Ingat kata-kata penulis Maya Angelou, Tak Cuti, Cepat Mati. Mari kita cuti..... ***

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun