Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Jokowi Sesumbar Ahok Terkapar

20 Februari 2016   21:15 Diperbarui: 20 Februari 2016   21:52 2679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saltonya fortuner B 210 RFD karena menabrak sepeda motor dan merenggut 4 nyawa, menyebabkan Basuki Tjahaya Purnama mengeluarkan instruksi keras.

Kali Jodo harus ditutup, karena lokasi perjudian dan pelacuran itu berada di atas tanah negara. Tanah 1,4 Ha itu akan disulap menjadi kawasan hijau.

Kalau pelacuran itu loksinya di hotel berbitang gimana Hok? Gak ngejamah sampai ke sana ya? Membongkar Kali Jodo mengganti dengan kawasan hujau yang dilengkapi rusun tak banyak berarti jika tidak dikaitkan dengan sesumbar Pak Presiden.

Pelacuran bukan sebatas mencari duit untuk menyuap perut agar tak beringas. Perlikaku melacur mepakan penyimpangan mental. Untuk lingkup Kali Jodo usianya baru 416 tahun. Lha untuk skala dunia, itu sudah jutaan tahun.
 
Yang saya tak habis pikir, ke mana tuh relawan Jokowi? Kok gak ada yang action menjadi pionir melakukan gebrakan revolusi mental untuk sahabat yang tersesat di Kali Jodo. Lagi pada tidur nyenyak ya?

Setelah Ahok, siapa lagi yang direcokin pelacur? Menikahi pelacur atau mantan pelacur, menurut Mas Wily Brodus Surendra Rendra adalah manusiawi. Maksud saya, terjemahan bebas dari revolusi mental ala Jokowi. Salam Kali Jodoh

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun