Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Subroto Caleg Hanura Menuding KPU Bekerja Ceroboh

7 April 2014   14:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:58 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto caleg yang tertukar. dok Bewe

Pagi ini, Senin 7/4/2014, Subroto, caleg Partai Hanura no. urut 4 Dapil II Gunungkidul melapor ke Panwaskab. Materi laporan terbilang cukup berat. Dia menuding KPU bertindak ceroboh, sehingga secara politis merugikan dirinya.

Pukul 22.30, Ahad 6/4/2014, Jumono (56) KPPS Desa Salam, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, iseng membuka amplop ‘daftar calon tetap’ (DCT) yang rencananya bakal dipasang di lingkungan TPS. DCT berisi nama dan foto caleg. Pada lembar DCT DPRD II, Dapil II Gunungkidul, ditemukan kesalahan fatal.

Caleg partai Hanura atas nama Subroto no urut 4, terpasang foto wanita. Sementara caleg no. urut 5 atas nama Sugiyanti ter-setting foto laki-laki. Tumilan, warga Trosari, bersama Bagus, warga warga Waduk, Kelurahan Salam, memfoto fakta tersebut kemudian menyerahkan ke Subroto. Ditelusuri, pemasangan foto itu tertukar.

Saat dihubungi wartawan semalam, Subroto menyatakan, KPU Pusat bertindak ceroboh, KPUD Gunungkidul bekerja tidak profesional. “Sebelum naik cetak mustinya KPU Pusat melakukan croscek. KPUD Gunungkidul juga. Mereka bekerja tidak profesional. Saat memasukkan ke dalam amplop mosok tidak melihat kesalahan itu?”

Dihubungi per telepon, Buchori Ihsan, Ketua Panwaskab Gunungkidul menyarankan agar caleg yang bersangkutan membuat laporan resmi. “Kesalahan sebagaimana terjadi, adalah ranah KPU. Kami akan fasilitasi,” kata Buchori.

Is Sumarsono, Divisi Hukum KPUD Gunungkidul menyatakan, kekeliruan ini memang berpengaruh besar terhadap kedua caleg. “Solusinya sedang akan kami bicarakan dengan Panwaskab,” ungkap Is Sumarsono.

Ada kemungkinan pihak panwaskab menginstruksikan agar DCT yang berisi nama dan foto caleg tidak dipasang di lingkungan TPS, khususnya Dapil II Gunungkiul. Marsubroto caleg dari PDIP no. urut 1 berpendapat, kalau panwaskab mengambil langkah seperti itu adalah blunder. “DCT tidak ditempel, ratusan caleg protes, ditempel dua caleg dirugikan,” kata Marsubroto di ujung telepon.

Keputusan baru akan dibicarakan hari ini, Senin 7/4/2014, alias masih menunggu pembicaraan antara Subroto, KPUD Gunungkidul dan Panwaskab. Sementara pileg 2014 tinggal menunggu hitungan jam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun