Tulisan yang bersifat pribadi terbuka bakal menunjukkan kemampuan menulis si empunya akun jika memang ia yang menuliskannya. Namun, faktanya beberapa akun dikelola oleh orang lain yang disebut publicist. Karena itu, beberapa figur publik yang tampak bagus menuliskan status atau pikiran dan perasaannya di media sosial, boleh jadi bukan ia yang melakukannya.
Saya belum menemukan ada pelatihan khusus publicist di Indonesia. Mungkin lebih condong pada pelatihan social media specialist yang perlu memahami berbagai segi publikasi melalui media sosial.
Mari tinggalkan tentang tulisan pribadi tertutup dan pribadi terbuka.
2. Publik Tertutup Vs Publik Terbuka
Seseorang pernah menuliskan statusnya di linimasa Facebook bahwa ia tidak peduli tulisannya dibaca orang atau tidak. Menurutnya tulisan buah karyanya itu bersifat personal dan tidak perlu dikomentari.Â
Terus buat apa dia menulis dan mengeposkannya di Facebook?
Meskipun saya menggolongkan tulisan di media sosial bersifat pribadi terbuka, tetap saja seseorang yang melakukannya harus sadar ia telah membuka diri untuk munculnya respons dari pembaca yang mungkin menjadi follower. Seseorang tidak dapat membendung munculnya respons, seperti view, like, comment, dan share. Pengecualian jika akun di-setting privat.
Alih-alih sebagai tulisan yang bersifat pribadi terbuka, media sosial dapat berubah menjadi publik terbuka. Publik terbuka merupakan sifat dari tulisan yang sengaja ditujukan untuk publik secara terbuka. Engkau tidak tahu siapa saja yang membaca dan engkau memahami risiko dari yang engkau tulis.
Sebelum mengeposkan tulisan di Kompasiana, selalu ada pertanyaan untuk meyakinkan. Tulisan publik terbuka di Kompasiana adalah tanggung jawab si penulis dan merupakan pandangan penulis, tidak mewakili pandangan media.
Bagaimana dengan publik tertutup? Tulisan semacam itu bersifat untuk publik, tetapi internal. Misalnya, engkau diminta untuk menjadi penulis artikel di majalah internal.Â
Dahulu saya sempat rutin menulis artikel di majalah untuk Kementerian Perdagangan. Publik pembacanya terbatas hanya pegawai kementerian dan juga pemangku kepentingan dari kementerian tersebut. Itulah jenis tulisan untuk publik terbatas, termasuk jika engkau menulis untuk media komunitas.
Seseorang yang menulis untuk publik jelas harus menguasai standar, kaidah, dan kode etik penulisan. Tulisannya akan dikonsumsi oleh publik yang luas sehingga apa yang disampaikannya harus sistematis, jernih, konsisten, dan tentunya bermanfaat. Selain itu, ia pun harus menguasai berbagai ragam tulisan, seperti berita, opini, esai, feature, tajuk rencana, profil, dan obituari.