Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"Wajah Baru" Karakter Anak Indonesia

11 Januari 2025   09:59 Diperbarui: 13 Januari 2025   09:04 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (Sumber: SINERGIA ANIMAL via KOMPAS.com)

Mochtar memaparkan enam ciri (watak) manusia Indonesia, yaitu munafik, enggan bertanggung jawab atas perbuatan, percaya tahayul, berjiwa feodal, artistik, dan berkarakter lemah. Hanya satu yang merupakan karakter baik (artistik), sisanya buruk semua. Jika menghubungkannya dengan konten-konten viral dan menjadi perhatian di media sosial, rasa-rasanya watak orang Indonesia seperti yang diungkap Mochtar Lubis memang ada semua.

Itu sebabnya buku Manusia Indonesia yang diterbitkan Penerbit Yayasan Obor Indonesia masih dicetak ulang sampai sekarang. Berat sekali ujian bangsa ini soal karakter sehingga setiap pergantian menteri pendidikan, karakterisasi itu selalu menjadi perhatian dengan berbagai jenama program dan gerakan. Anak-anak pun "kenyang" dengan makan bergizi gratis dengan lauk pauk yang berkarakter.

Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar (Foto: Satrio Ramadhan/Studio Indonesia)
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar (Foto: Satrio Ramadhan/Studio Indonesia)

7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Mata pun tertuju kepada Kemendikdasmen kini bagaimana watak-watak itu dapat diperbaiki. Paling tidak lahir generasi baru yang tidak lagi memiliki watak lemah dan berbahaya seperti ditengarai Mochtar Lubis lebih dari 40 tahun lalu.

Salah satunya lewat Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat berikut ini:

  • bangun pagi;
  • beribadah;
  • berolahraga;
  • gemar belajar;
  • makan sehat dan bergizi;
  • bermasyarakat; dan
  • istirahat cukup.

Mendikdasmen, Abdul Mu'ti, menyebut tujuh poin itu merupakan kebiasaan sederhana yang dapat berimpak pada perubahan besar. Mengapa harus tujuh? Hanya tim Kemendikdasmen yang tahu karena mungkin angka 7 itu selalu dianggap sakti dan menarik hati.

Tapi, boleh jadi juga dipengaruhi teori yang sangat populer tentang kebiasaan. Teori 7 Habits for Highly Effective People karya Stephen Covey. Covey yang sudah tiada pasti setuju dengan 7 Kebiasaan Anak Indonesia hebat itu. Begitu pula, mungkin James Clear, penulis buku best seller Atomic Habits, setuju dengan Pak Mu'ti. Ya, jangan-jangan ide kebiasaan anak Indonesia hebat itu juga diilhami oleh Atomic Habits. 

Ajakan Clear adalah membangun kebiasaan kecil secara konsisten meskipun porsi atau durasinya sedikit. Ia mengingatkan tentang empat hukum kebiasaan. 

  • Buat Kebiasaan Mudah Ditemukan (Make it Obvious): Misalnya, membiasakan anak untuk menaruh barang pada tempatnya agar mudah ditemukan. Saya kemarin menghadapi drama ketika ring kacu pramuka anak saya tidak ditemukan. Saya menasihatinya untuk tidak sembarang meletakkan barang, apalagi baru ribut ketika hendak digunakan.
  • Buat Kebiasaan Menarik (Make it Attractive): Kebiasaan didorong dengan kegiatan yang menyenangkan. Misalnya, selesai belajar, anak diajak untuk membuat makanan kesukaannya.
  • Buat Kebiasaan Mudah Dilakukan (Make it Easy): Latihkan atau ajak anak melakukan kebiasaan yang mudah, seperti membuka pintu saat pagi hari dan menutup pintu saat malam hari---mengecek kunci-kunci.
  • Buat Kebiasaan Memuaskan (Make it Satisfying): Berikan pujian atau penghargaan kecil setelah mereka menyelesaikan kebiasaan baik, seperti stiker atau pelukan hangat.

Saya memandang konsep 7 Kebiasaan Anak Indonesia itu sudah memadai karena mengandung tiga unsur utama: kesehatan, kecerdasan (intelektual, spiritual, emosional), dan kepribadian.

Tanpa bermaksud tidak membandingkan, konsep 7 kebiasaan itu lebih mudah dipahami dan dicerna daripada Enam Dimensi Profil Pelajar Pancasila warisan Mas (mantan) Menteri, Nadiem yang dilengkapi berbagai dokumen penjelasan teknis.

Siapa yang tetap ingat Enam Dimensi Profil Pelajar Pancasila? Pastilah para guru. Ini dia:

  • Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia;
  • Mandiri;
  • Bergotong royong;
  • Berkebinekaan global;
  • Bernalar kritis; dan
  • Kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun