Misalnya, engkau punya gagasan bagaimana mengomunikasikan konteks perubahan iklim kepada anak-anak, khususnya anak SD kelas 4--6. Engkau dapat mewujudkannya dalam bentuk komik pengetahuan. Setelah jadi, engkau tawarkan komik itu ke lembaga, seperti BMKG atau WALHI. Komik itu kemudian diterbitkan atas nama lembaga tersebut.
Untuk itu, seperti penyedia jasa penerbitan, perajin buku juga harus dibentuk sebagai organisasi bisnis. Saya pernah melakoni kerja sebagai book packager dengan memasok buku untuk beberapa penerbit besar, seperti Penerbit PPM, Tiga Serangkai, dan Bumi Aksara.
***
Untuk engkau yang ingin menjadi penulis bebas, enam pilihan lakon itu mungkin dapat dijalani. Mungkin engkau berpikir harus pensiun dini sebagai penulis karyawan. Lalu, apa yang dapat dilakukan dengan kompetensi menulis? Pilihan menjadi writerpreneur atau authorpreneur cocoklah itu.
Namun, perlu engkau camkan bahwa lakon menjadi writerpreneur itu menuntut dirimu serbatahu soal penulisan dan penerbitan. Engkau juga harus bertindak sebagai konsultan karena klien pasti akan banyak bertanya. Karena itu, jangan segan-segan belajar lagi dan belajar tulis perihal industri penulisan dan industri penerbitan.
Satu lagi, sertifikasikan profesi atau kompetensimu itu. Klien tambah percaya jika jejak rekammu didukung sertifikat kompetensi berlisensi BNSP, terutama klien dari lembaga pemerintah.
Salam insaf!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H