Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Gelar Profesor di Kover Buku

20 Juli 2024   07:52 Diperbarui: 22 Juli 2024   14:35 1989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam Permendikbudristek Nomor 22 Tahun 2022 tentang Standar Mutu Buku, Standar Proses dan Kaidah Pemerolehan Naskah, serta Standar Proses dan Kaidah Penerbitan Buku perihal pencantuman gelar akademis di kover buku juga disinggung. Regulasi tersebut melarang pencantuman gelar akademis di kover buku pendidikan.

Gaya CMS memberi opsi gelar tersebut dapat dicantumkan pada bagian biografi ringkas penulis yang ditempatkan biasanya di bagian akhir buku. Jadi, tidak perlu ditonjolkan di kover buku yang memang menjadi "etalase" penjualan buku, tetap penulis dapat mengungkapkannya pada bagian biografi ringkas atau profil penulis.

***

Itu salah satu masalah gelar yang digelar di dalam buku sehingga berpulang utamanya pada penerbit. Jika penerbit buku ilmiah taat asas pada penerapan suatu gaya selingkung, ia akan "mencegah" pencantuman gelar itu. Namun, lain lagi ceritanya jika penerbit malah taat asas untuk mencantumkan gelar akademis atau merayu penulis mencantumkannya, itu juga gaya selingkung.

Profesor perlu insaf untuk tidak mencantumkan gelarnya di kover buku. Biarkan publik pembaca yang menilai bahwa sang profesor benar-benar menulis buku yang mencerahkan dan mencerdaskan sesuai dengan kapasitasnya.

Namun, ada juga masalah lebih serius bahwa banyak profesor belum menulis buku satu pun atau malah menyuruh orang lain membuatkan bukunya (dalam arti bukan gagasan si profesor). Apakah profesor itu telah kehilangan gagasan untuk membukukan hasil penelitian dan pemikirannya ke dalam buku karena saking sibuknya? 

Entahlah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun