Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Berhati-hati Tersandung Plagiat Tak Disengaja

16 Januari 2024   06:23 Diperbarui: 16 Januari 2024   09:00 1340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Shutterstock via KOMPAS.com

Monografi merupakan sebutan lain buku yang digunakan untuk membedakan dengan terbitan berkala (majalah, buletin, dsb.) (Jacob, 1976).

Sitasi naratif:

Jacob (1976), seorang leksikografer, menjelaskan bahwa monografi merupakan sebutan lain buku yang digunakan untuk membedakan dengan terbitan berkala (majalah, buletin, dsb.).

Kedua model sitasi ini dapat sama-sama digunakan dalam satu naskah. Sitasi berkurung menyajikan dulu kutipan dari teks, baik kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung lalu diberi keterangan atribusi sumber. Kutipan dengan cara merangkum atau meringkas suatu konsep, teori, dan opini dari orang lain yang sama dapat menggunakan model sitasi berkurung. 

Contohnya berikut ini:

Identitas korporat sering kali dirancukan dengan citra korporat. Citra perusahaan adalah suatu kesan yang dimiliki oleh suatu organisasi secara total dan berasal dari perilaku dan reputasi. Hal ini didukung juga oleh bentuk-bentuk visual, seperti logo, pola/susunan warna (color scheme) sebagai identitas korporat. Identitas korporat berhubungan dengan latar belakang historis. Identitas korporat adalah apa yang senyatanya ditampilkan sebagai jati diri, sedangkan citra adalah persepsi masyarakat terhadap jati diri itu (Ardianto, 2011; Sutojo, 2004).

Adapun sitasi naratif mengintegrasikan atribusi ke dalam teks kutipan sebagaimana contoh. Atribusi sumber ialah penyebutan pencipta (author) yang umumnya diikuti tanggal/tahun ciptaan dipublikasikan. Dalam hal ini, seseorang yang mengutip tidak boleh salah menuliskan nama pencipta dan tahun ciptaan.

Korespondensi Sitasi

Sitasi di dalam teks harus terhubung dengan senarai/daftar rujukan atau daftar pustaka pada akhir naskah. Inilah yang disebut dengan korespondensi sitasi. Jadi, apabila penulis mengutip teks atau gambar di dalam naskahnya, ia harus mencantumkan sumber lengkap di dalam daftar rujukan/daftar pustaka. Apabila luput dicantumkan, naskahnya terindikasi plagiat yang tidak disengaja.

Kasus ini sering terjadi karena kebiasaan mengambil sitasi langsung dari publikasi orang lain. Artinya, tinggal copas (comot pasang) alias copy paste. Penulis "membohongi" dirinya sendiri dan dosen pembimbing atau penelaah bahwa ia sebenarnya ia tidak membaca sumber asli (primer) yang dikutipnya, tetapi hanya copas dari publikasi orang lain.

Sebenarnya diperbolehkan sitasi dari sumber sekunder, biasa disebut kutipan dalam kutipan. Berikut contohnya:

Hal ini sesuai dengan pendapat Sutojo (2004, sebagaimana dikutip oleh Ardianto, 2018) bahwa citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang untuk mengambil bermacam keputusan penting, termasuk membeli produk atau menggunakan jasa dari suatu perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun