Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sayap Suci yang Menodai Kesucian

26 Juni 2022   10:36 Diperbarui: 27 Juni 2022   18:18 1811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Holywings/Canva Pro

Keenam tersangka (dari direktur hingga staf) sebagaimana keterangan polisi dijerat dengan pasal berlapis penistaan agama dan ujaran kebencian bernuansa SARA. Walaupun tampak kaget, manajemen HW segera menggunakan strategi apologia dengan segera meminta maaf kepada publik. Lalu, dilanjutkan dengan substrategi pemisahan atau ketidakterhubungan (disosiation/disconnection) dengan mencari siapa biang dari kegaduhan ini dengan memisahkan individu (pembuat iklan) dari perusahaan HW. Artinya, iklan itu tidak merepresentasikan HW secara utuh.

Memang berat bagi manajemen HW untuk merestorasi citranya, apalagi publik kadung menyerang dengan laku HW menistakan agama. Namun, di sisi lain konsumen HW tentu bukanlah orang kebanyakan. HW menyatukan konsep restoran-bar-club yang identik dengan pesta dan gemerlap kehidupan malam. Tentu citranya dalam kasus ini di benak konsumennya boleh jadi tidak terpengaruh. Citra yang justru sangat dihindari, terutama di Indonesia, apabila menjadi public enemy bagi masyarakat yang menjunjung nilai agama alih-alih kemudian menjadi perhatian tokoh politik dan pejabat. 

Pertanyaan selalu menggantung. Mengapa di Indonesia selalu ada saja invidu yang menggunakan simbol agama untuk dipermainkan atau dikritik tidak pada tempatnya? Tentu jika terjadi di dunia Barat, hal itu dapat dibuyarkan dengan konsep kebebasan berekspresi. Namun, namanya juga manusia, di mana pun sama saja. Kekhilafan menunjukkan ketidakpekaan menjaga etika komunikasi yang di Indonesia sangat sensitif, terutama dalam isu agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun