Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Berapa Persentase Plagiat?

9 Mei 2022   06:47 Diperbarui: 9 Mei 2022   11:31 10011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman Didkivskyi/Getty Images

Persentase kemiripan yang sering digunakan oleh lembaga seperti kampus adalah 20--30%. Artinya, sebuah lembaga dapat menoleransi jumlah kutipan langsung itu sebanyak 20% atau 30%. 

Sisanya harus orisinal dengan cara juga memanfaatkan parafrasa. Tentu bagi yang tidak biasa parafrasa hal ini sangat menyulitkan.

Dalam konteks penulisan nonfiksi, mustahil seseorang tidak mengutip sumber lain atau karya yang pernah ditulis oleh orang lain sebelumnya. Kutipan diperlukan untuk menegaskan teori, memperjelas permasalahan, dan sebagainya. 

Bahkan, karya sendiri yang kita kutip juga harus ditandai dan diberi atribusi. Namun, karya sendiri yang dikutip selayaknya juga dibatasi.

Spektrum Plagiat

Alat pengecek similarity atau kemiripan seperti Turnitin sering dikelirukan menjadi alat pengecek plagiat. Melalui aplikasi Turnitin yang dapat ditelusuri adalah penggunaan sumber-sumber lain di dalam teks. Penggunaan sumber tersebut belum tentu plagiat apabila penulis mencantumkan sumber atau atribusi secara tepat.

Persentase kemiripan, bukan plagiat, diberlakukan agar penulis tidak menulis suatu karya berdasarkan comotan dari karya orang lain. Ada istilah mozaic plagiarism ketika seorang penulis mengutip berbagai sumber di sana-sini lalu menggabungkannya sehingga menjadi kutipan yang tidak kentara---tetapi sekali lagi, plagiator melakukannya tanpa atribusi.

Namun, memang ada juga penulis yang kerjaannya hanya mengumpulkan kutipan dari sumber lain dari awal hingga akhir. Artinya, meskipun ia bukan plagiator, ia tetap melanggar etika akademis karena hanya mengumpulkan karya orang lain di sana sini. Tampak tidak ada usaha dirinya mengeluarkan pemikiran sendiri.

Turnitin membuat spektrum plagiat yang disebut Plagiarism Spectrum 2.0 dengan 12 tipe karya tidak orisinal. Hampir semua ketidakorisinalitasan itu menyebutkan tidak disebutkan sumber atau atribusi pada karya yang dihasilkan, padahal itu merupakan kutipan. 

Turnitin juga menempatkan self plagiarism (swaplagiat) dalam spektrum plagiat menengah. Swaplagiat adalah memublikasikan ulang tulisan sendiri yang pernah dipublikasikan tanpa atribusi atau keterangan bahwa karya tersebut pernah dipublikasikan.

Orisinalitas Karya

Orisinalitas sering menjadi syarat penilaian atau lomba karya tulis, tetapi kerap syarat orisinalitas itu tidak diikuti cara kerja para penilai atau dewan juri untuk mendeteksi sebuah karya benar-benar orisinal atau tidak. Memang diperlukan penelitian seperti rekam jejak penulis, karya-karya sebelumnya, dan perbandingan dengan karya yang diajukan.

Penggunaan aplikasi seperti Turnitin juga dapat membantu pelacakan kemiripan dan fakta atribusi yang tidak dlakukan oleh penulis sebagai indikasi plagiat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun