Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Seberapa Cepat Anda Menulis?

26 Mei 2020   11:31 Diperbarui: 31 Mei 2020   16:37 2920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis (Sumber: Hanna Wei/Unsplash.com)

Masih dalam suasana Idulfitri 1441 H. Namun, semua bersepakat Idulfitri kali ini sangat berbeda dari hari-hari kemarin. Bahkan, hari ketiga seperti saat ini, kita sudah kembali beraktivitas--tak dapat berlama-lama seperti tahun kemarin. Beberapa dari kita, bahkan sudah bersiap-siap mengikuti protokol 'kelaziman baru' (new normal) yang akan diberlakukan di tempat kerjanya. 

Sebagai penulis yang masih setiap tetap di rumah, salah satu kegiatan yang pasti saya lakukan adalah menulis. Ada momen saya harus berbagi tentang writerpreneurship pada tanggal 2 Juni ke depan. Tentu saja itu adalah kelas daring. Satu materi yang sedang saya siapkan adalah seberapa cepat seseorang itu dapat menulis.

Tenggat atau deadline menjadi kata kunci bagi para wirausaha aksara (writerpreneur) karena jasanya diukur dari sinkronisasi kemampuannya dan kebutuhan klien. Ada klien yang memerlukan produk tulisan secara mendesak, tetapi ada juga klien yang dapat "berdamai" dengan tenggat. Seorang penulis profesional harus dalam situasi-kondisi mendesak ataupun tidak mendesak.

Karena itu, terlintas sebuah pertanyaan: Seberapa cepatkah seseorang itu menulis? Pertanyaan lanjutannya tentu seperti ini: Menulis apa dulu?

Saya mengetes menuliskan paragraf berikut dalam satu menit. Ditik dengan Word:

Terpikir oleh saya seberapa cepat sebenarnya seseorang dapat menulis. Artinya, dapat menuangkan gagasannya ke dalam tulisan secara bermakna, bukan sekadar asal menulis. Hal ini tentu memerlukan sedikit riset tentang bagaimana gagasan itu dialirkan dalam kata, frasa, anak kalimat, dan kalimat.

Paragraf tersebut mengandung 40 kata. Jika saya mengetik rata-rata 40 kata tanpa jeda setiap menit, selama satu jam akan dihasilkan 2.400 kata. Jika rata-rata dalam satu halaman (A4; 1,5 spasi) terdapat 300 kata, berarti selama satu jam saya dapat menghasilkan delapan halaman tulisan.

Boleh jadi produktivitas Anda lebih tinggi atau lebih rendah daripada saya. Nah, kira-kira Anda menulis satu artikel di Kompasiana berapa lama?

Karolina L. di dalam artikelnya "How to Measure Your Writing Speed?" (speedwriting.com) menyebutkan rata-rata kecepatan orang mengetik/menulis itu 40 kata per menit. Saya sudah membuktikannya. Namun, itu adalah hitungan mekanis, apalagi jika Anda mengetik dengan 10 jari tanpa perlu melihat papan tik.

Tentu saja ada faktor yang memengaruhi kecepatan menulis seseorang. Sebut saja di antaranya 1) kebiasaan menulis; 2) jenis konten yang ditulis; 3) kompleksitas tulisan; dan 4) kesiapan bahan tulisan. 

Anda dapat lancar mengetik apabila bahan yang ditik sudah ada di benak Anda, termasuk sederetan kata-kata. Anda bakal terjeda ketika bahan tidak tersedia, masih harus dicari dengan meramban internet atau membaca buku.

Itu sebabnya seseorang yang mengerjakan artikel 600 atau 900 kata dapat mengerjakannya selama 2--3 hari yang dalam hitungan mekanis terlalu lama. Jika sebuah penulisan buku dapat diselesaikan kurang dari satu bulan, katakanlah buku standar dengan tebal 64 halaman, hal itu lebih disebabkan penulisnya telah benar-benar siap dengan bahan dan sudah terasah keterampilannya menulis. Satu hal lagi, ia memang mengalokasikan waktu secara konsisten untuk menulis.

Saya akan menyoroti secara praktis faktor yang mendukung kecepatan menulis Anda dan faktor yang menghambat. Berikut ini faktor-faktor tersebut.

Faktor Pendukung

Ada yang menyatakan faktor mood yang bagus dan situasi-kondisi yang kondusif adalah faktor yang mendukung kecepatan menulis. Ya, tentu saja demikian, namun seorang writerpreneur tidak selalu menghadapi situasi normal. Jika kita mengharapkan terjadi demikian, ada banyak kondisi yang menyebabkan kita tidak mampu menulis dengan cepat.

Faktor pendukung yang utama sebenarnya adalah persiapan awal. Saat menyepakati sebuah kontrak penulisan, seorang penulis sudah harus bekerja meriset bahan tulisan. Lakukan dengan cepat. Misalnya, ketika ia hendak menulis biografi seorang tokoh, langsung lakukan meriset pribadi sang tokoh, meriset tempat kelahirannya, meriset tempat ia dibesarkan, meriset situasi-kondisi masa kecil, masa remaja, dan masa dewasanya. Kesiapan bahan ini akan membantu kecepatan menulis.

Faktor lain adalah kekayaan kosakata penulis. Penulis yang miskin kosakata akan terhambat saat menulis atau mengetik. Ia harus mencari-cari dulu kata yang tepat dan mencari maknanya. Hal ini tentu menjadi pemborosan waktu. 

Cicillah kekayaan kosakata Anda dengan banyak membaca. Bacalah media-media yang berkualitas dari para penulis ternama untuk menambah perbendaharaan kosakata Anda. Bahkan, Anda boleh meminjam kosakata dari penulis lain apabila itu tepat menggambarkan perasaan dan pikiran Anda saat menulis.

Saya masukkan juga satu faktor penting lainnya yang dapat membantu kecepatan Anda yaitu penggunaan teknologi. Teknologi catatan suara (voice note) setidaknya dapat mempercepat Anda mengumpulkan bahan dan menulis beberapa catatan penting terkait naskah (deskripsi bab dan subbab). Catatan suara itu dapat dialihkan ke teks dengan menggunakan aplikasi voice to text yang kini tersedia. Ini bakal mempercepat kerja penulisan Anda yang kadang sangat lambat dilakukan dengan mengetik.

Faktor Penghambat

Seseorang menjadi lambat menulis ketika ia melakukannya sambil menyunting/mengedit. Hal ini sering terjadi pada penulis yang lupa bahwa ia sedang tidak mengejar kesempurnaan saat menulis draf. Ada masanya ia merevisi dan menyunting setelah draf naskah selesai.

Faktor lain yang juga menjadi penghambat adalah teralihkannya fokus Anda. Menulis sambil membuka media sosial dan Anda tergoda karena ada status teman atau pesan dari teman untuk ditanggapi, di situlah Anda seperti masuk ke rest area dari perjalanan panjang dan berlama-lama di sana hingga lupa waktu.

Tidak hanya teralihkan fokus karena media sosial, tetapi teralihkan fokus pada topik lain juga menjadi masalah bagi kecepatan menulis Anda. Dengan dalih cepat menjadi bosan, seseorang mengalihkan kerja penulisannya pada penulisan topik lain, bahkan yang tidak ada hubungan dengan pekerjaannya. Ya, tentu sah-sah saja beralih selama Anda tidak dikejar tenggat. 

Mengukur Kecepatan Diri Sendiri

Sebagai penulis profesional, Anda perlu memiliki catatan rekor kecepatan menulis Anda sendiri, tentu dengan berbagai tipe tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Anda dapat menyusun tabel kecepatan sendiri berdasarkan riset pribadi dengan berbagai kategori tulisan. Mungkin kecepatan Anda akan meningkat seiring waktu dan itu menjadi patokan saat Anda bernegosiasi soal waktu dengan klien.

Anda juga perlu mempelajari karakteristik setiap jenis tulisan dengan mempertimbangkan faktor pratulis--waktu yang harus dialokasikan untuk pratulis. Kegiatan pratulis itu adalah

  1. mengembangkan gagasan dari topik;
  2. menyusun ragangan gagasan (outline) atau sinopsis cerita;
  3. mengumpulkan bahan dengan berbagai cara, termasuk meriset; dan
  4. menyiapkan ikhtisar penerbitan (publishing brief).

Berapa alokasi waktu yang diperlukan untuk pratulis sangat bergantung pada karakteristik dan kompleksitas tulisan. Mungkin ada tulisan yang cukup sehari untuk pratulis dan ada juga memerlukan waktu berhari-hari. Di sinilah ukuran kecepatan diri sendiri tadi menjadi dasar menyepakati waktu pengejaran tulisan dengan klien.

Kecepatan yang diminta dengan kesulitan yang dihadapi akan menjadi faktor tingginya harga sebuah jasa penulisan. Artinya, jika klien menginginkan cepat, sedangkan tulisan termasuk kategori sulit, penulis dapat mempertimbangkan tambahan dari harga normal karena ia juga akan bekerja di luar kenormalan--sangat mungkin harus lembur.

***

Adalah Tom Clancy, penulis novel spesialis techno thriller yang menulis rata-rata 10 halaman per hari atau dengan kuantitas rata-rata 3.000 kata per hari. Clancy hanya menghabiskan waktu sekira 4-5 jam untuk menulis dari subuh dan berhenti sebelum makan siang. 

Dalam sebulan (hitungan secara mekanis) Clancy mampu menghasilkan novel setebal 300 halaman. Dengan catatan itu dilakukan secara berdisiplin dan memang Clancy pekerjaannya hanya menulis.

Saya belum dapat berdisiplin dalam soal kuantitas ataupun waktu seperti halnya Clancy. Memang waktu yang saya pilih untuk menulis biasanya subuh hingga berhenti menjelang pukul 10 pagi. Akan tetapi, ada kalanya saya menulis pada malam hari. 

Dalam ukuran saya, produktivitas 8-10 halaman per hari itu bagi penulis memang sudah sangat baik. Waktu yang banyak kita habiskan sebenarnya adalah meriset, termasuk membaca agar tulisan kita penuh "daging" bukan sekadar kulit ari belaka.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun