Setelah itu saya sempat keluar dari perusahaan untuk mendirikan usaha sendiri, tetapi gagal. Balik lagi ke perusahaan lama, saya diberi jabatan division head setara GM.
Tidak lama saya menjadi division head, saya kembali keluar dan bergabung dengan MQ Corporation milik Aa Gym. Saya langsung menempati posisi sebagai direktur di MQ Publishing---divisi penerbitan.Â
MQ Publishing kemudian dimerger dengan MQS, lalu jadilah saya direktur utama MQS. Di MQ saya juga sempat merangkap jabatan sebagai pemimpin redaksi Tabloid MQ.
Usia saya ketika menjadi direktur 31 tahun---hal yang sangat saya syukuri karena mendapatkan banyak pelajaran berharga soal bisnis. Setelah episode di MQ saya lalui, saya balik lagi ke perusahaan lama untuk mendirikan penerbit baru.Â
Saya menempati posisi sebagai vice president, lalu satu tahun lebih berselang menjadi direktur utama. Terakhir, saya hijrah ke penerbit di Solo dan menempati posisi sebagai GM.
***
Karier saya memang berkelok-kelok sebagai kutu loncat, tetapi merambat naik dalam waktu yang tidak lama. Saya orang yang cenderung senang dengan tantangan.Â
Bagi saya tawaran mendirikan usaha baru atau menyehatkan penerbit yang "sedang sakit" itu menarik. Saya tidak menyukai zona nyaman yang kerap membekukan kreativitas.
Saya juga tidak memburu jabatan idaman. Namun, saya sadari untuk membuat satu perubahan maka saya harus menempati posisi puncak. Kalau tidak, apa yang kita gagas tidak akan digubris.
Faktor kedekatan dengan pemilik atau pimpinan tertinggi perusahaan memang memengaruhi. Namun, kedekatan itu dibangun dengan peningkatan kompetensi untuk menaikkan posisi tawar.Â
Saya mengondisikan perusahaan menjadi sangat bergantung pada saya. Apalagi, saya berada di industri kreatif yang sangat dipengaruhi oleh kekuatan gagasan, baik itu gagasan pengembangan produk maupun gagasan pemasaran.