Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Habibie dan Buku

13 September 2019   15:00 Diperbarui: 25 Juni 2021   07:01 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: AP Photo/Dita Alangkara

Pemikiran, kiprah, dan kenangan tentang B.J. Habibie kini salah satunya tersimpan di dalam buku. Apabila kita merindukan sosok beliau yang baru saja dipanggil menghadap Sang Maha Pencipta, buku tentangnya dapat menjadi penawar, selain biopic yang diperankan Reza Rahadian tentunya.

Sosok Habibie sejatinya erat dengan buku dan fenomena perbukuan. Mungkin tak banyak yang tahu bahwa Habibie adalah tokoh sentral di balik reformasi perbukuan nasional. Beliau langsung bergerak ketika para Pengurus Pusat Ikapi menemuinya untuk mengusulkan reformasi dalam industri perbukuan nasional yang sudah di ujung tanduk.

Habibie merespons langsung sebagaimana bidang lainnya. Beliau mengeluarkan Keppres No. 110 Tahun 1999 tentang Pembentukan Dewan Buku Nasional. Keppres ini menggugurkan Kepres No. 5 Tahun 1978 tentang Badan Pertimbangan dan Pengembangan Buku Nasional (BPPBN).

Dewan Buku Nasional menjadi lembaga nonstruktural yang langsung berada di bawah Presiden. DBN langsung diketuai oleh Presiden Habibie dan beranggotakan para menteri serta wakil asosiasi perbukuan. Namun, dalam perjalanannya DBN kurang efektif sehingga dibubarkan pada masa pemerintahan Presiden SBY.

Itu sekelumit kiprah B.J. Habibie dalam politik perbukuan nasional yang terekam di dalam sejarah. DBN tidak efektif mungkin juga karena beliau hanya menjabat sebagai presiden satu tahun lebih sedikit. Jika saja waktu itu beliau terpilih kembali, bukan tidak mungkin DBN akan menjadi lembaga yang kukuh di bidang perbukuan pada masa itu.

***

Setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden, sosok B.J. Habibie kemudian banyak mewarnai dunia perbukuan Indonesia melalui kisah tentang dirinya. Salah satu yang menghentak adalah buku sangat tebal berjudul Detik-Detik Yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi. Buku ini ditulis berdasarkan catatan harian beliau ditambah dengan cuplikan berbagai berita media terkait dengan transisi pemerintahan yang terjadi di Indonesia pada masa krisis dan kritis.

Habibie mulai mencatat secara urut hari demi hari yang menentukan sejak tanggal 15 Mei 1998 saat kepulangan Presiden Soeharto dari Pertemuan G-15 di Kairo. Buku ini jika dibaca memang terasa ketegangan saat itu dan berbagai konflik batin yang terjadi, terutama pada Presiden Soeharto dan juga Habibie sebagai Wakil Presiden. Sampai kemudian terjadilah peristiwa mundurnya Soeharto dari jabatan presiden.

Buku ini juga mengundang polemik karena menguak beberapa peristiwa genting, termasuk pencopotan Prabowo sebagai panglima Kostrad. Prabowo merespon juga dengan mengeluarkan buku putih.

***

Tahun 2013, terbit buku biografi B.J. Habibie yang ditulis oleh A. Makmur Makka berjudul Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie: Dari Ilmuwan ke Negarawan Sampai "Minandito".  A. Makmur Makka, jurnalis, mantan Pemred Republika yang juga menjadi pengurus The Habibie Center ini memang spesialis menuliskan buku-buku tentang Habibie. Ada sederetan judul buku yang ditulis oleh A. Makmur Makka tentang Habibie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun