Nama  Alberthiene Endah selalu dikreditkan di kover buku tanda ia adalah  seorang co-author dari buku-buku yang ditulisnya yang juga turut membantu mengembangkan ide penulisan, termasuk menyiapkan kerangka (outline) tulisan. Â
Novelis produktif seperti Tere Liye juga pernah mengumumkan ia sedang mencari seorang co-author untuk membantu penulisan novelnya. Dengan sebutan ini, Tere Liye  berharap seseorang membantunya mengembangkan ide utama novel yang  berasal darinya. Melihat tipikal novel Tere Liye yang dibuat dari satu  tema besar seolah-olah serial, seperti Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, penggunaan co-author sangat relevan.
Ketiga, ada satu lagi jenis kolaborasi penulisan yaitu seorang author menggunakan jasa co-writer. Berbeda dengan c0-author, co-writer membantu sebatas menuliskan ide dari author.Â
Artinya, yang sangat dimanfaatkan betul dari co-writer adalah kepiawaiannya memilih dan menyusun kata-kata. Co-writer sama sekali tidak terlibat dalam pengembangan ide atau gagasan sebuah buku. Seperti halnya co-author, nama co-writer juga turut dimunculkandi dalam buku.
Teman  saya yang juga salah seorang pengurus Penpro (Perkumpulan Penulis  Profesional Indonesia), Dodi Mawardi, melakoni kerja sebagai co-writer meskipun saya rasa beliau juga kerap menjadi co-author. Ini salah satu contoh karyanya yang diterbitkan Elexmedia Komputindo.
Para penulis calo juga kerap menawarkan jasa lain seperti menulis artikel ilmiah untuk jurnal atau menuliskan laporan PTK (penelitian tindakan kelas) bagi guru-guru yang kebelet harus sertifikasi dan naik pangkat. Memang ini celah pekerjaan menulis yang menggiurkan bagi oknum tertentu.
Bagaimana pengalaman saya? Saya melakoni diri sebagai penulis jasa sudah sangat lama kira-kira awal tahun 2000-an, baik sebagai ghostwriter, co-writer, atau co-author.Â
Pengalaman pertama saya adalah menuliskan memoar salah seorang direktur RS Cipto Mangunkusumo sebagai ghostwriter, tetapi nama saya tetap dimuat sebagai editor. Sewaktu menjadi direktur di MQS Publishing (MQ Corp) rentang 2003-2008, saya banyak menuliskan ide-ide Aa Gym ke dalam buku.Â
Selain bekerja untuk perseorangan, saya juga beberapa kali membantu instansi/lembaga, baik pemerintah maupun swasta untuk menuliskan buku. Terakhir, saya mengerjakan buku sejarah perbukuan nasional untuk Puskurbuk (Pusat Kurikulum dan Perbukuan) Kemdikbud. Tentu saja ada suka dan duka dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.Â