Jika ada yang menyebut frasa "tanpa bentuk", sontak pikiran saya terkoneksi pada sosok imajinatif bernama Pendekar Tanpa Nama rekaan Seno Gumira Ajidarma dalam novel Nagabumi. Mungkin karena saya sudah sangat rindu ingin membaca kelanjutan novel silat setebal bantal leher itu.Â
Jadi, tadi pagi di WAG Rumah Penulis Indonesia dibahas soal buku terbaru Hernowo (Mas Her biasa saya memanggil beliau) berjudul Free Writing. Bahasannya terkait tip menulis dari Natalie Goldberg--seorang pencetus free writing-- yang dikutip beliau. Natalie menganjurkan seseorang yang baru belajar menulis agar mempraktikkan "menulis tanpa bentuk" dan berpikir secara liar (wild mind).Â
Menulis saja dengan tidak memedulikan bentuk tulisan itu apa. Apakah fiksi atau nonfiksi, apalagi dalam bentuk lebih detail, apakah puisi, cerpen, novel, artikel ilmiah, terserah!Â
Diskusi itu lalu saya sambar dengan menganalogikan "menulis tanpa bentuk" dengan "Jurus Tanpa Bentuk" yang dimiliki oleh Pendekar Tanpa Nama. Jurus Tanpa Bentuk itu pada dasarnya "diam dalam bergerak; bergerak dalam diam". Jadi, memang sulit dilukiskan. Namun, tiba-tiba lawan sudah terkapar berdarah-darah atau meregang nyawa. Ngeri amat ....
Namun, ini hanya imajinasi. Kita terkadang lebih mudah berpikir secara lateral (acak) tanpa harus berpanduan pada teori atau pakem-pakem penulisan ketika memang hendak menuliskan sesuatu dengan bebas. Rumusan ini sangat jitu untuk sekadar mengeluarkan apa yang ada di dalam benak kita, tentunya dengan tulisan. Menulis saja dan jangan berpikir soal bentuk, jenis, pilihan kata, apalagi tata kalimat.Â
Hanya "menulis tanpa bentuk" tidak lantas dapat disamakan dengan "menulis ala dewa mabuk" meskipun Jurus Dewa Mabuk sama-sama ampuh untuk menaklukkan lawan. Menulis ala Dewa Mabuk justru akan menghilangkan kesadaran si penulis tentang apa yang ditulisnya. Adapun menulis tanpa bentuk sekadar melepaskan belenggu pikiran dan perasaan si penulis tentang apa yang hendak dituliskannya. Ia harus tetap sadar dengan apa (isi) yang dituliskannya.
Bagi Anda, penulis tanpa nama atau penulis belum bernama, Jurus Menulis Tanpa Bentuk patut dicoba. Berpikirlah sejenak, tangkap apa yang terlintas, dan tuliskan segera. Tuliskan dengan kata-kata yang Anda punya. Jika tidak punya, pinjam dari tetangga sebelah juga boleh. Lalu, mulailah menulis.Â
Jika Anda tetap kesulitan menulis tanpa bentuk, pasti ada sesuatu yang salah dalam diri Anda. Boleh jadi kesalahan terbesar itu adalah Anda ingin sekali mampu menulis, tetapi Anda tidak pernah membaca. Anda ingin sekali mengeluarkan sesuatu di dalam benak Anda, tetapi benak Anda justru kosong dari informasi yang terekam karena Anda mungkin tidak pula menyimak sesuatu dengan sangat baik.Â
Anda hidup setiap hari, tetapi tidak ada satu pun informasi mencantol di benak Anda ....
Mungkin yang terlalu banyak Anda baca adalah media sosial yang menyebar kebencian dan kebohongan. Lalu, Anda ikut-ikutan emosi. Masalahnya Anda tidak mampu menulis dengan emosi seperti yang dicontohkan Carmel Bird untuk mencipta sebuah karya fiksi. "Menulis dengan Emosi" menurut Carmel Bird adalah bagaimana kita melibatkan rasa empati untuk memengaruhi pembaca.