Ketiga, editor tidak diberi cukup waktu untuk mengedit dan dibebani pekerjaan editing buku melebihi kemampuannya. Faktor-faktor lain saya kira faktor nonteknis yang juga sering melatari buruknya kerja seorang editor.
Ingat, editor naskah di Indonesia sudah eksis sejak industri buku dikembangkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Namun, ilmu editing dan profesi sebagai editor kurang bergema hampir seabad Indonesia merdeka.Â
Hampir sebagian besar editor yang lahir dari rahim industri penerbitan di Indonesia adalah karena "kecelakaan", termasuk saya yang masuk Prodi D-3 Editing di Unpad tahun 1991 lalu juga karena "kecelakaan" tidak lolos UMPTN. Walaupun begitu, ini takdir yang telah saya jalani. Editing is believing.[]
(Penulis telah bekerja sebagai penulis dan editor sejak 1994 hingga kini. Ia juga tercatat sebagai dosen mata kuliah Editing pada Jurusan Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif. Selain itu, ia terlibat sebagai Tim Pendamping Ahli di Komisi X DPR-RI untuk menyusun RUU Sistem Perbukuan dan kini terlibat sebagai Tim Ahli untuk merumuskan RPP Sistem Perbukuan di Balitbang Kemendikbud RI).