Jadi, Pak Jokowi, (lho artikel ini untuk Pak Presiden?) mengapa energi, daya, dan kecerdasan literasi ini tidak disatukan saja secara utuh dan terpadu dalam suatu badan yang mampu mengoordinasikan dan merancang program peningkatan minat membaca dan minat menulis secara nasional? Atau dalam satu program terpadu seperti halnya Prisma (Program Indonesia Emas) di bidang olahraga? Sebentar lagi peringatan Hari Buku Nasional, 17 Mei, tentu ini menjadi momentum yang tepat untuk mendeklarasikan program literasi yang Satu, Utuh, Terpadu. Saya mengusulkan program bernama IDEALIS (INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS). Saya siap dipanggil ke Istana memaparkan program ini sambil ngopi-ngopi dengan Pak Jokowi, apalagi di Istana Bogor. Hehehe, mimpi kali ye. Tapi, semua cita-cita besar bukankah bermula dari mimpi? Apalagi cita-cita menjadikan Indonesia berdaya literasi tinggi sehingga begitu sepele perang melawan hoax dan apa pun yang bernama "kebodohan".
Semoga kita tidak sedang membangun literasi "hangat-hangat t ...." Ah, saya tidak seberani Kang Ajip Rosidi.