Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menangkap Sosok dalam Tulisan

2 Oktober 2016   07:48 Diperbarui: 2 Oktober 2016   15:58 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: topleftpixel.com

Sosok dalam KBBI bermakna 'bentuk', 'rupa', atau 'bayangan badan'. Namun, ada makna lain yang dipungut dari Bahasa Minangkabau bahwa 'sosok' adalah 'tokoh' atau 'pribadi'. Sebuah rubrik satu halaman pada harian Kompas bertajuk SOSOK memang disediakan untuk tulisan tentang tokoh atau pribadi yang menginspirasi. Salah seorang penulisnya, Kang Pepih Nugraha, yang juga tokoh utama di balik kelahiran Kompasiana ini, tercatat sebagai penulis sosok yang andal.

Sosok adalah objek yang dituliskan, sedangkan bentuk tulisannya dapat berwujud dalam bentuk autobiografi, biografi, dan memoar. Ketiganya digolongkan ke dalam ranah tulisan faksi yaitu fakta yang dikisahkan. Jenis tulisan lain dalam faksi adalah feature atau karangan khas yang kontennya dapat berupa sosok atau peristiwa bermuatan human interest.

Autobiografi, biografi, dan memoar sering juga disebut sebagai tulisan kisah perjalanan hidup seseorang. Apa bedanya? 

Autobiografi sesuai dengan kata 'auto' yang disematkan adalah kisah perjalanan hidup seseorang yang ditulis oleh orang itu sendiri. Artinya, ia menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu 'aku' atau 'saya'. Perkara kemudian orang itu menggunakan jasa seorang ghost writer untuk menuliskannya, itu soal lain. Contohnya, autobiografi Pak Harto justru ditulis oleh Ramadhan K.H. berjudul Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya.  Autobiografi ditulis semasa orang yang bersangkutan masa hidup tentunya dan biasanya ia hanya melibatkan dirinya sendiri dalam membangun kisah.

Biografi adalah kebalikan dari autobiografi yaitu kisah hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain sehingga sang tokoh dikisahkan dengan sudut pandang orang ketiga. Dalam hal ini, penulis biografi dapat melibatkan opini dari orang lain, contohnya orang-orang terdekat sang tokoh ataupun orang-orang yang menjadi seteru sang tokoh.

Lalu, memoar, apa pula itu? Memoar tergolong tulisan tentang kisah hidup juga yang dapat ditulis oleh orang itu sendiri atau orang lain. Hanya memoar membatasi kisah pada satu peristiwa tertentu contohnya ketika sang tokoh memimpin sebuah organisasi/lembaga atau ketika sang tokoh mengalami peristiwa mengerikan terdampar selama berhari-hari di sebuah pulau karena kapalnya yang ditumpanginya karam. Jadi, memoar adalah penggalan kisah hidup, sedangkan autobiografi dan biografi adalah kisah hidup tokoh sejak lahir hingga kini.

Bagaimana dengan turunan faksi satu lagi yang bernama profil? Profil dapat digunakan untuk pengisahan objek yang hidup ataupun tak hidup secara ringkas. Contohnya, profil seorang pejabat yaitu berupa biografi singkat berikut poin-poin penting yang perlu dikenali pembaca. Rubrik "Sosok" pada Kompas sebenarnya dapat disebut profil. Demikian pula yang sering ada di majalah. Selain profil tokoh (manusia), dapat juga dibuat profil sebuah organisasi/lembaga, bahkan juga daerah.

Beberapa profil dapat dibukukan menjadi sebuah buku kumpulan profil. Contoh yang pernah terbit di Indonesia adalah buku Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia yang disusun majalah Tempo dan Apa dan Siapa Ilmuwan dan Teknokrat Indonesia yang disusun majalah Kartini. Sayangnya, tradisi membukukan profil orang-orang Indonesia ini kemudian mandek sejak 1990-an.

Kepentingan Menulis Faksi Sosok
Kepentingan faksi sosok, terutama mereka yang telah menorehkan prestasi ataupun pengalaman hidup luar biasa sejatinya menjadi inspirasi untuk banyak orang. Memang masih banyak tokoh yang enggan menuliskan sosoknya dengan alasan merasa belum pantas atau menghindari publikasi yang berlebihan. Namun, sebuah perjalanan hidup lebih baik dituliskan daripada tidak dituliskan, minimal ditinggalkan untuk keluarga terdekat karena fungsinya sebagai inspirasi sekaligus membangkitkan semangat sangatlah kentara. 

Terus terang kita kehilangan jejak pemikiran, perilaku dan sikap, serta ucapan tokoh-tokoh yang pernah ada karena sebagian besar tidak dituliskan. Tanggung jawab penulisan atau membukukan tokoh dapat diambil alih oleh keluarga terdekat, seperti suami, istri, atau anak-anak. Saya sering mendapatkan pesanan penulisan sosok berdasarkan permintaan anak dari sang tokoh tersebut. 

Kepantasan seseorang dituliskan juga bukan terletak pada lingkupnya, melainkan pada kisah hidupnya sendiri yang mengandung inspirasi, nilai-nilai untuk diteladani, serta keluarbiasaan sebagai manusia. Jadi, meskipun sang tokoh hanya berkiprah di tingkat lokal, bukan nasional apalagi internasional, sah-sah saja untuk dibukukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun