Bob dan Maicihnya beruntung menikmati "berkah" dari media sosial seperti Twitter pada saat mulai populer di Indonesia. Artinya, Bob dapat lebih awal membaca keampuhan media sosial itu untuk berjualan. Bob juga punya nilai-nilai tersendiri dalam menjalankan bisnis, termasuk tidak mau berkompromi soal kualitas rendah dan pengembangan yang berproses. Benturan nilai-nilai ini juga yang menyebabkan adanya episode "Maicih Jadi Dua". Tidak ada yang palsu, semuanya asli, hanya berbeda jalan produksi dan jalan bisnis.
Bob juga punya kecenderungan terhadap pengembangan budaya lokal, termasuk menghadirkan sosok fiktif Maicih sebagai sosok tradisional yang bersahaja, tetapi mengenalkan dirinya dengan cara modern. Ini bentuk kreativitas anak muda, termasuk soal kepedulian Bob yang meluncurkan program 1 Coin 1 Leaf sebagai program sosial dan pelestarian lingkungan sehingga membuat jenama Maicih makin lekat di hati.
Sekali lagi urusan saya urusan tulis-menulis. Jadi, pertemuan dengan Bob, sang Founder Maicih, langsung saja saya tuliskan di sini. Tidak ada yang sia-sia dalam silaturahmi itu. Namun, saya memang tidak bertemu tokoh fiktif Maicih untuk diwawancarai--perempuan tua berciput yang diasosiasikan sebagai nenek penuh keramahan terhadap cucu-cucunya. Mungkin suatu saat tokoh itu akan muncul dalam bentuk buku cerita bergambar untuk anak yang dapat saya kerja samakan dengan Bob sekaligus menghidupkannya dalam multimedia animasi. Lha, itulah pikiran penulis seperti saya. Istri Bob sempat menyentil rencana menulis buku. Bob mengiyakan meski tampaknya belum ada persiapan ke arah sana.
Pertemuan siang itu berakhir dengan saling berjabat tangan. Saya bergegas menaiki angkot menuju arah Gunung Batu, Cimahi. Kemacetan arus balik sudah terasa di daerah Pasteur, terutama di deretan toko-toko yang menjual oleh-oleh. Mobil-mobil silih berganti memarkirkan kendaraan untuk membawa buah tangan. Tampak oleh saya produk keripik pedas Maicih telah menjadi ikon oleh-oleh di setiap toko. Wajah Maicih yang teduh sejatinya menyimpan kepedasan beberapa level. Hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H