Jadi, literary agent ini seperti promotor penulis. Lakon literary agent biasanya dilakukan oleh para mantan editor penerbit atau juga penulis profesional yang kemudian mendirikan agensi penulis. Karena itu, mereka dapat memberikan nasihat-nasihat terhadap para penulis untuk memperkuat naskahnya, termasuk juga mereka punya insting yang baik mengenali calon penulis bertalenta.
Book Publisist, ini juga profesi yang jarang terdengar di Indonesia yaitu profesi yang mendedikasikan dirinya untuk mengangkat sebuah buku ataupun beberapa buku dari penerbit atau dari seorang penulis/pengarang. Book publisist akan bekerja mengerahkan kemampuannya dalam komunikasi tertulis, termasuk public speaking. Tugasnya adalah melejitkan sebuah buku berikut penulis/pengarangnya hingga publik pun tertarik untuk membeli dan membaca buku tersebut. Tampaknya book publisist seperti seorang staf promosi, namun sebenarnya ia lebih dari itu.
Book publisist juga orang yang terampil menulis sehingga ia dapat mengendalikan blog ataupun web seorang penulis ataupun yang dikelolanya dengan tulisan-tulisannya yang memikat. Book publisist juga menguasai pola pemasaran gerilya (guirella marketing) sehingga ia pun piawai memanfaatkan media sosial di internet. Seorang book publisist bekerja berdasarkan kontrak dari penulis/penerbit dalam rentang waktu tertentu.
Kuadran selanjutnya adalah kuadran business owner ketika seorang penulis memutuskan mendirikan sebuah badan usaha dengan diperkuat tim layaknya sebuah institusi penerbit. Contoh mereka dalam kuadran ini sebagai berikut.
Book Packager boleh disebut sebagai perajin buku. Ini merupakan profesi yang menggabungkan keterampilan menggagas dan mengemas tulisan menjadi buku siap cetak atau tercetak. Book packager kadang bermitra atau merekrut para editor, layouter, desainer, dan ilustrator untuk menghasilkan buku pesanan maupun buku garapan yang kelak ditawarkan ke penerbit. Book packager dibayar secara flat fee (jual putus) dengan nilai jutaan, puluhan juta, bahkan ratusan juta per bukunya. Book packager menjadi sebuah bisnis yang menarik sampai kapan pun karena berhubungan dengan pengemasan konten. Book packager tidak terlalu bertumpu pada order dari klien, tetapi lebih mengandalkan produksi sendiri buku-buku. Buku-buku yang telah jadi, lalu ditawarkan kepada penerbit yang ingin mengakuisisinya.
Publishing Service mirip dengan book packager, namun cakupan jasa yang mereka tawarkan lebih luas hingga ke berbagai jenis dan ranah tulisan (termasuk yang bukan buku). Publishing service bertumpu pada order penulisan dari klien sehingga sangat tailor made dalam menyiapkan berbagai tulisan pesanan. Di dalam publishing service bekerja profesi lain, seperti editor, layouter, desainer, dan ilustrator. Mereka mendirikan usaha yang kadang memberi layanan all in mulai naskah, editing, tata letak, desain kover, bahkan hingga penjualan (buku).
Kuadran investor adalah kuadran paling tinggi ketika seseorang sudah berani menginvestasikan dananya untuk produk bernama buku. Lazimnya memang modal utama writerpreneur adalah intangible asset berupa ide-ide sehingga kalaupun menjadi business owner, modal mereka adalah seperangkat PC dan alat pendukungnya. Selebihnya adalah pekerjaan kreatif yang siap ditawarkan. Namun, begitu mereka menjadi produsen seperti buku, investasi cetak yang dikeluarkan lumayan besar. Contoh kuadran investor sebagai writerpreneur berikut ini.
Self Publisher yaitu penulis yang berani menginvestasikan dananya sendiri untuk mengemas dan memproduksi tulisannya sendiri, lalu menjualnya kepada khalayak. Boleh jadi investasi dapat melebihi satu judul buku. Di sinilah kemampuan penulis diuji untuk mengenali pasar dan bisa membalikkan modal penerbitannya dalam waktu yang singkat. Ia masih berinvestasi untuk karyanya sendiri, bukan untuk karya orang lain sehingga sebutannya adalah self publisher.
Publisher inilah yang kerap disebut sebagai penerbit dengan skala kecil, menengah, ataupun besar. Sebagai penerbit, seorang penulis sudah berani berinvetasi untuk menerbitkan karya dari penulis lain dan mengambil risiko jika gagal dalam pemasaran. Dana yang diperlukan mulai belasan hingga ratusan juta untuk memproduksi buku dan menyiapkan pemasarannya.
Itulah wujud dari para penulis (bahkan juga para editor) yang kemudian disebut sebagai writerpreneur karena mereka memiliki jiwa wirausaha dengan mental dan pola pikir pengusaha. Mereka dapat melihat blue ocean bisnis penulisan-penerbitan karena memang tidak mudah untuk dimasuki siapa pun. Semoga Anda dapat menjadi salah satu bagian dari kuadran tersebut. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H