Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Macro Puisi: Gajah yang Tertinggal di Pelupuk Mata

21 Desember 2021   15:09 Diperbarui: 21 Desember 2021   15:15 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Macro Puisi: Gajah yang Tertinggal di Pelupuk Mata

ini bukan peribahasa lama tentang gajah yang tak nampak di pelupuk mata
sedangkan semut kecil nampak meskipun jauh di seberang lautan tempatnya
ini juga bukan peribahasa itu yang menggabarkan adanya rabun hati manusia
tapi ini tentang gajah yang tertinggal di pelupuk mata, pelupuk mata semesta

pelupuk mata yang menangis menyaksikan semua gajah dibawa penunggangnya
sementara para penunggangnya itu juga ditunggangi oleh  nafsu angkara murka:
nafsu angkara murka yang menutupi datangnya cahaya sehingga membabi buta:
membabi buta hendak menghancurkan satu-satunya jalan terang di depannya

gajah yang tertinggal di pelupuk mata, mata batin semesta yang menyoroti jiwa:
jiwa-jiwa gajah yang tengah ditunggangi para penunggangnya yang tak mengira:
tidak mengira karena ternyata gajah pun bisa tak patuhi para penunggangnya
meskipun para penunggangnya itu menyiksa dan menghilangkan nyawanya

(gajah yang tertinggal di pelupuk mata, 2021)

Puisi tentang kisah pasukan gajah yang tidak menuruti tuannya karena akan digunakan untuk berbuat kezaliman. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun