telah  rabun dimakan rayap rayap sakitÂ
merana diantara masa lalu kitaÂ
yang teramat sangat  pahit
pada takdir pilu
ruang hidup makin menyempit
tunggui lama setia
diantara sela pilihanmu  makin menjepit
disini, di jalan setapak ini
sepasang kaki indahmu pernah
bercumbu di pancuran lumut batu
bunyikan  riangmu  di bulu  jembatan bambu
dari kejauhan  masih kudengar sambutan  rindumu
mengiang sayup sayup berlari ke arahku dan selalu
desahmu sudah  terlebih dahulu
melangkah sampai
masuki lorong lorong
udara muksa sejarah
lewati kenangan indah
tertimbun gundukan tanah
dan
tibatiba
sekuntum kembang sepatu
kau ulurkan dari kelam tidurmu
oleh mendiang tanganmu
menerobos ruang waktuÂ
situ panjalu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H