Mohon tunggu...
Bambang Sumariyono
Bambang Sumariyono Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Blora

Tetap Semangat menatap masa depan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

2.1.f. Eksplorasi Konsep - Modul 2.1

21 Agustus 2024   15:51 Diperbarui: 21 Agustus 2024   15:54 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama CGP        : Bambang Sumariyono

Asal Sekolah    : SMKN 1 Blora

Kabupaten        : Blora

Provinsi              : Jawa Tengah

2.1.f. Eksplorasi Konsep - Modul 2.1

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1.CGP dapat menjelaskan apa konsekuensi dari keragaman murid-murid yang ada dikelas mereka.

2.CGP dapat menunjukkan pemahaman tentang yang dimaksud denganpembelajaran berdiferensiasi.

3.CGP dapat menjelaskan bagaimana cara mengetahui kebutuhan belajar murid.

Pengantar 

Kutipan hari ini:“Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaankayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulahseorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik,Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.”(Ki Hajar Dewantara)Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di Sesi Pembelajaran yang kedua.Sesi pembelajaran yang kedua ini terdiri dari 2 bagian yaitu eksplorasi konsep secaramandiri dan eksplorasi konsep melalui forum diskusi.Sebelum Anda memulai pembelajaran di sesi kedua ini, silakan lihat pertanyaan-pertanyaan pemantik berikut ini dan cobalah untuk menjawab beberapa daripertanyaan-pertanyaan tersebut. Anda tidak perlu menuliskan jawaban Anda.

Pertanyaan Pemantik untuk Pembelajaran ini:

1.Apa konsekuensi dari keragaman murid-murid yang ada di kelas saya?

2.Bagaimana saya dapat mengelola kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar murid?

3.Apa yang saya ketahui tentang latar belakang murid saya, pembelajaran yang telahdilakukan oleh mereka sebelumnya, dan perkembangan keterampilan mereka?

4.Apa yang saya ketahui tentang minat murid saya (di sekolah dan di luar), motivator,dan tujuan mereka?

5.Apa yang saya ketahui tentang profil belajar murid saya? Bagaimana gaya belajar mereka?

6.Bagaimana saya bisa menggunakan informasi tentang minat, kesiapan dan profilbelajar murid saya untuk membantu saya merancang dan melaksanakanpembelajaran secara efektif?

Tetaplah merujuk kembali ke pertanyaan-pertanyaan di atas ketika Anda kemudianmembaca dan mempelajari materi pembelajaran selanjutnya

2.1.1 PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR SEMUAMURID

Seperti yang telah Ibu dan Bapak pelajari di modul sebelumnya, Ki Hajar Dewantaratelah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatankodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia maupun anggotamasyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memilikikodratnya masing-masing. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkunganbelajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secaramaksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalamprosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.Setiap murid yang duduk di kelas kita adalah individu yang unik dan ini seharusnyamenjadi dasar dari praktik-praktik pembelajaran yang kita lakukan di kelas dan disekolah, serta menjadi kerangka acuan saat mengevaluasi praktik-praktik pembelajarankita.

Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Semua Murid

1.Keberagaman muridKeberagaman murid mungkin dapat berupa:

Murid-murid kita yang berasal dari keluarga kurang mampu yang tidak dapatmengakses teknologi dari rumah sehingga tidak bisa berpartisipasi dalampembelajaran daring.

Murid-murid yang memiliki kesulitan memahami bahasa yang digunakan di kelas,karena ia murid yang baru pindah dari daerah lain;

Murid-murid yang bosan karena ia sebenarnya telah menguasai keterampilanyang diajarkan, sehingga pembelajaran tidak menantang lagi untuknya;

Murid-murid yang saat ini sedang berjuang keras untuk mencoba memahami apayang diajarkan, namun karena adanya kesenjangan yang terlalu jauh antara apayang ia mampu lakukan dengan apa yang sedang dipelajari, akhirnya ia tidakbisa membuat koneksi;

Murid kita yang hasil-hasil kerjanya tampak baik, namun di sisi lain memilikimasalah sosial emosional;

Murid kita yang memiliki minat yang besar terhadap bidang tertentu;

Murid-murid kita yang memiliki kesulitan-kesulitan dalam belajar; dansebagainya.

2.Layanan Kebutuhan MuridMelihat betapa luas keberagaman murid-murid kita, maka sebagai guru, kita perluberpikir bagaimana caranya kita dapat menyediakan layanan pendidikan yangmemungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengaksesapa yang kita ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka.Sebagai pendidik, dengan meyakini bahwa tugas kita adalah melayani murid-muriddengan segala keberagaman tersebut serta menyediakan lingkungan danpengalaman belajar terbaik bagi mereka, maka berarti kita juga harus meyakinibahwa:

a.Semua murid kita bisa berhasil dan sukses dalam pembelajarannya.

b.Bersikap adil itu bukan berarti menyamaratakan perlakuan kepada semua murid

c.Setiap murid memiliki pola belajarnya sendiri yang unik.

d.Praktik-praktik pembelajaran perlu ditelaah efektifitasnya lewat bukti-bukti yangdiambil dari pengalaman demi pengalaman.

e.Guru adalah kunci dari keberhasilan pengembangan program pembelajaranmurid-murid di kelasnya.

f.Guru membutuhkan dukungan dari komunitas yang lebih besar untukmenciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua siswa.

3.Learning GapFakta bahwa murid-murid kita memiliki karakteristik yang beragam, dengankeunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, tentunya perlu direspondengan tepat. Jika tidak, maka tentunya akan terjadi kesenjangan belajar (learninggap), dimana pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensipencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut.Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-muridyang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaranberdiferensiasi.

4.Kaitan dengan Standar Pendidikan NasionalDi dalam Standar Kompetensi Lulusan dijelaskan mengenai kualifikasi kemampuanlulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasaioleh peserta didik setelah menyelesaikan masa belajarnya di jenjang pendidikantertentu. Kompetensi lulusan ini merupakan profil dari kualifikasi lulusan yangdiharapkan terwujud dalam diri peserta didik dan merupakan ejawantah dari apayang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional. Untuk dapat mewujudkan profilkualifikasi lulusan seperti yang dijabarkan dalam Standar Kompetensi Lulusantersebut, maka diperlukan suatu upaya untuk mengembangkan potensi peserta didikdengan semaksimal mungkin. Pembelajaran berdiferensiasi akan memungkinkanguru memaksimalkan potensi peserta didik dengan meminimalisir kesenjanganbelajar (learning gap) melalui proses identifikasi kebutuhan belajar murid yang tepat.Lewat pembelajaran berdiferensiasi, tidak hanya murid berkembang potensinyasecara maksimal, namun proses pembelajaran juga akan lebih memberikan banyakruang bagi murid untuk membuat dan menentukan pilihan dan memberikan suara,sehingga proses belajar akan menjadi lebih menyenangkan.

2.1.2 PENGERTIAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Bayangkanlah kelas yang Anda ajar saat ini.Ingatlah satu persatu murid di kelas Anda. Bagaimanakah karakteristik setiap anakdi kelas Anda?

Tahukah Anda apa kekuatan mereka?

Bagaimana gaya belajar mereka?

Apa minat mereka?

Siapakah yang memiliki keterampilan menghitungpaling baik di kelas Anda?

Siapakah yang sebaliknya?

Siapakah yang palingmenyukai kegiatan kelompok?

Siapakah yang justru selalu menghindar saat bekerjakelompok?

Siapakah yang level membacanya paling tinggi?

 Siapakah murid yangmasih perlu dibantu untuk meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka?

Siapakah yang paling senang menulis dan siapakah yang senang berbicara?

Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan pada keberagaman yang banyaksekali bentuknya, sehingga seringkali mereka harus melakukan banyak pekerjaan atau membuat keputusan dalam satu waktu. Misalnya, saat mengajar di kelas,seorang guru mungkin harus membantu satu muridnya yang kesulitan, namun disaat yang sama harus mengatur cara bagaimana agar saat ia membantu muridtersebut, kelasnya tetap dapat berlangsung dengan kondusif.

Dalam kesehariannya,guru akan senantiasa melakukan hal ini, sehingga kemampuan untuk multitaskingini secara natural sebenarnya dimiliki oleh guru. Kemampuan ini banyak yang tidakdisadari oleh para guru, karena begitu alaminya hal ini terjadi di kelas dan betapaterbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Semua usaha tersebut tentunyadilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memastikan setiap murid di kelasnyasukses dalam proses pembelajarannya.

Sebuah Ilustrasi

Ibu Renjana adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 orang. Saatini ia sedang mengajarkan materi tentang perkalian. Saat diberikan tugasmenyelesaikan soal-soal perkalian, di antara 32 murid di kelasnya tersebut, BuRenjana melihat ada 3 murid yang selesai lebih dahulu. Karena dia tidak ingin ketigaanak ini tidak ada pekerjaan dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya iamemberikan lembar kerja tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka untuk 3 anak tersebut, Bu Renjana memberikan 25 soal perkalian.

Berdasarkan ilustrasi kelas tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1.Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Renjana tepat? Jika ya,mengapa? Jika tidak, mengapa?

Kurang tepat, karena bisa menimbulkan kecembuaran bagi siswa yang lain karena seperti lebih memperhatikan mereka bertiga, dan bagi mereka bertiga sendiri bisa jadi menambah beban belajar mereka.

2.Apakah ada alternatif lain yang dapat dilakukan oleh Ibu Renjana?

Menugaskan kepada mereka bertiga supaya dapat membantu teman-temanyang lain atau tutor sebaya.

3.Jika Anda adalah Ibu Renjana, apakah yang akan Anda lakukan? Jelaskanlahmengapa Anda melakukan hal tersebut?

Saya akan berkolaborasi dengan siswa tersebut untuk bersama-samamembantu teman yang lain. Membantu mereka bertiga untuk lebihmemantapkan pengetahuan yang mereka miliki.

  

Miskonsepsi tentang Pembelajaran Berdiferensiasi

Terima kasih telah memberikan jawaban atas studi kasus yang disajikan!

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan prosespembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. MenurutTomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaranberdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk meresponkebutuhan belajar murid.

Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harusmengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, dimana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan. Bukan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan.

Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi?

Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi?

PENGERTIAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (commonsense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

1.Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.

2. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhikebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.

3.Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ muriduntuk belajar. dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.

4. Manajemen kelas yang efektif . Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas,metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas,sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapatberjalan secara efektif.

5.Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yangdidapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapatmenentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid manayang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

Keputusan Ibu Renjana memberikan soal yang sama kepada ketiga murid yang selesailebih dahulu tidak dapat disebut sebagai pembelajaran berdiferensiasi. Pertama karena tambahan soal diberikan dengan tujuan agar ketiga anak tersebut tidak mengganggu temannya yang belum selesai. Kedua, ketiga murid tersebut kemungkinan membutuhkan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut . Dengan demikian, Ibu Renjana perlu memperhatikan kebutuhan belajar murid-muridnya dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepatterhadap kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut.

Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan

Di dalam Standar Proses, dijelaskan tentang kriteria minimal proses pelaksanaanpembelajaran yang harus dilakukan guru. Salah satunya terkait dengan RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam pembuatan RPP terdapat beberapa prinsipyang harus diikuti, dimana salah satunya adalah bahwa perencanaan pembelajaranharus dilakukan dengan memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik.Dapatkah Ibu/Bapak melihat keterkaitan antara prinsip ini dengan topik bahasan yangbaru saja Ibu/bapak pelajari?

Selanjutnya, kita akan mempelajari bagaimana kita dapat mengetahui kebutuhanbelajar murid.

2.1.3 MENGETAHUI KEBUTUHAN BELAJAR MURID

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.

Ketiga aspek tersebut adalah:

1.Kesiapan Belajar (Readiness) Murid

2.Minat Murid

3.Profil Belajar Murid

Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebihbaik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yangmereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itumemberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai(profil belajar).

1.KESIAPAN BELAJAR (READINESS)

Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “Kesiapan Belajar”?

Bayangkanlah situasi berikut ini:

Dalam pelajaran bahasa Indonesia, setelah menjelaskan dan memberikankesempatan murid-muridnya untuk mengeksplorasi beragam teks narasi, buRenjana meminta murid-muridnya membuat sebuah draf contoh teks narasi sendiri.Ia kemudian melakukan asesmen terhadap draf teks yang telah dibuat oleh murid-muridnya. Setelah melakukan asesmen, ia menemukan bahwa ada tiga kelompok murid di kelasnya.

Kelompok Murid https://bgpsumsel.kemdikbud.go.id/pembelajaran-berdiferensiasi-antara-manfaat-dan-tantangannya/
Kelompok Murid https://bgpsumsel.kemdikbud.go.id/pembelajaran-berdiferensiasi-antara-manfaat-dan-tantangannya/

Kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan menulis denganstruktur yang baik dan memiliki kosakata yang cukup kaya. Mereka juga cukupmandiri dan percaya diri dalam bekerja.

Kelompok B adalah murid yang memiliki keterampilan menulis dengan struktur yang baik, namun kosakatanya masih terbatas.

Kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan menulis denganstruktur yang baik dan kosakatanya pun terbatas.

Informasi yang didapatkan ini kemudian digunakan oleh bu Renjana untukmerencanakan pembelajaran di tahapan berikutnya, dimana ia memberikan bantuanlebih banyak untuk murid-murid yang belum memiliki keterampilan menulis danmemberikan lebih sedikit bantuan untuk murid-murid yang telah memiliki keterampilanmenulis dengan struktur yang baik.

Dalam contoh di atas, Bu Renjana mengidentifikasi kebutuhan belajar dengan melihatkesiapan belajar.

Kesiapan Belajar 

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atauketerampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan muridakan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan merekatantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai,mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut. Ada banyakcara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001: 46) mengatakan bahwamerancang pembelajaran mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereoatau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik, biasanya Anda akanmenggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar,menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akanmenyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan danmenghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut sebenarnya menggambarkan beberapa perspektif yang dapat kita gunakanuntuk menentukan tingkat kesiapan belajar murid. Dalam modul ini, kita hanya akanmencoba membahas 6 dari beberapa contoh perspektif yang terdapat dalam Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (2001: 47) tersebut.

Tombol tombol dalam equalizer mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. Dalam modul ini, kita akanmencoba membahas 6 dari beberapa contoh perspektif kontinum tersebut, dengan mengadaptasi alat yang disebut Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (Tomlinson, 2001).

Tombol Equalizer
Tombol Equalizer

1.Bersifat mendasar - Bersifat transformatif 

Saat murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, yang mungkin belumdikuasainya, mereka akan membutuhkan informasi pendukung yang jelas,sederhana, dan tidak bertele-tele untuk dapat memahami ide tersebut. Mereka jugaakan perlu waktu untuk berlatih menerapkan ide-ide tersebut. Selain itu, mereka juga membutuhkan bahan-bahan materi dan tugas-tugas yang bersifat mendasar serta disajikan dengan cara yang membantu mereka membangun landasanpemahaman yang kuat. Sebaliknya, saat murid dihadapkan pada ide-ide yang telahmereka kuasai dan pahami, tentunya mereka membutuhkan informasi yang lebihrinci dari ide tersebut. Mereka perlu melihat bagaimana ide tersebut berhubungandengan ide-ide lain untuk menciptakan pemikiran baru. Kondisi seperti itumembutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat transformatif.

2.Konkret - Abstrak

Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid denganmelihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret, sehinggamereka mungkin masih perlu belajar dengan menggunakan beragam alat-alat bantuberupa benda konkret atau contoh-contoh konkret, atau apakah murid sudah siapbergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak, sehingga mereka mungkin mulaidapat diperkenalkan dengan konsep-konsep yang lebih abstrak.

3.Sederhana - Kompleks

Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan satuabstraksi pada satu waktu, yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagaiabstraksi pada satu waktu.

4.Terstruktur - Terbuka

Saat menyelesaikan tugas, kadang-kadang ada murid-murid yang masihmemerlukan struktur yang jelas, sehingga tugas untuk mereka perlu ditata dengantahapan yang jelas dan cukup rinci, di mana mereka tidak memiliki terlalu banyakkeputusan untuk dibuat. Sementara mungkin murid-murid lainnya sudah siap untukmenjelajah dan menggunakan kreativitas mereka.

5.Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent)

Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua murid kita dapat belajar,berpikir, dan menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun sama seperti tinggibadan, mungkin seorang anak akan lebih cepat bertambah tinggi daripada yang lain.Dengan kata lain, beberapa murid mungkin akan siap untuk kemandirian yang lebihawal daripada yang lain.

6.Lambat - Cepat

Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaranmungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikitmenantang. Tetapi di lain waktu, murid yang sama mungkin akan membutuhkanlebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik yang lain.

Perlu diingat bahwa kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas(IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilanyang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baruyang akan diajarkan. Adapun tujuan melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013:29)

Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar

Berikut ini adalah contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar (Readiness):

Memetakan Kebutuhan https://www.sarastiana.com/2023/05/memetakan-kesiapan-belajar.html
Memetakan Kebutuhan https://www.sarastiana.com/2023/05/memetakan-kesiapan-belajar.html
2.MINAT MURID

Minat Murid https://smpn1tubaba.sch.id/metode-pembelajaran-berdiferensiasi-pada-kurikulum-merdeka/
Minat Murid https://smpn1tubaba.sch.id/metode-pembelajaran-berdiferensiasi-pada-kurikulum-merdeka/

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikankepuasan diri.Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut:

Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dankecintaan mereka sendiri untuk belajar.

Mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran.

Menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka,dan.

Meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

Minat sebenarnya dapat kita lihat dalam 2 perspektif. Yang pertama sebagai minat situasional . Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan psikologis yangdicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saattertentu. Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya berbicara tentangtopik hewan, meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena gurunya berbicara dengan cara yang sangat menghibur, menarik dan menggunakan berbagai alat bantu visual. Yang kedua, minat juga dapat dilihatsebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktulama dengan objek atau topik tertentu . Minat ini disebut juga dengan minatindividu. Seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan, maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat itu guru yang mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang menarik atau menghibur.

Karena minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibataktif’ dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minatdi atas akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapatmempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar.

Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat muriddiantaranya adalah dengan:

1.Menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnyadengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb),

2.Menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid,

3.Mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid,

4.Menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning).

Fokus Pada Minat https://www.imrantululi.net/read/154/memenuhi-kebutuhan-belajar-murid-melalui-pembelajaran-berdiferensiasi
Fokus Pada Minat https://www.imrantululi.net/read/154/memenuhi-kebutuhan-belajar-murid-melalui-pembelajaran-berdiferensiasi

Seperti juga kita orang dewasa, murid juga memiliki minat sendiri. Minat setiap murid tentunya akan berbeda-beda. Sepanjang tahun, murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid. Hal lain yang perlu disadari oleh guru terkait dengan pembelajaran berbasis minat adalah bahwa minat murid dapat dikembangkan. Pembelajaran berbasis minat seharusnya tidak hanya dapat menarik dan memperluas minat murid yang sudah ada, tetapi juga dapat membantu mereka menemukan minat baru.

Untuk membantu guru mempertimbangkan pilihan yang mungkin dapat diberikanpada murid, guru dapat mempertimbangkan area minat dan moda ekspresi yangmungkin digunakan oleh murid-murid mereka. (Tomlinson, 2001)

Perlu diingat bahwa daftar pada tabel hanya sebagai contoh. Daftar tersebuttentunya masih dapat ditambah atau diperluas.

Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan kebutuhan belajar berdasarkanminat

Berikut ini adalah

 contoh mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar berdasarkan minat:

Ibu Putik ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat teks prosedur.Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat teks prosedur,Bu Putik lalu meminta murid berlatih membuat sendiri teks prosedur tersebut. Setiapmurid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Anakyang memiliki minat terhadap memasak, boleh membuat teks prosedur tentangbagaimana cara memasak makanan tertentu. Murid yang memiliki minat terhadapkerajinan tangan boleh membuat teks prosedur tentang membuat sebuah produkkerajinan tangan tertentu, dan sebagainya. Keterampilan yang dilatih tetap sama,yaitu membuat teks prosedur, walaupun topiknya mungkin berbeda.

3.PROFIL BELAJAR MURID

Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baikbelajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar muridberdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada muriduntuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuaidengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profilbelajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapatmemvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:

1.Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan,tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnyaterstruktur/tidak terstruktur, dsb.

Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlaludingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.

2.Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal -impersonal.

3.Preferensi gaya belajar.Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, danmengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:

1.Visual : belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar,menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer)

2. Auditori : belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru,membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi,mendengarkan musik).

3. Kinestetik : belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkantubuh, kegiatan hands on, dsb).

Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, makapenting bagi guru untuk berusaha menggunakan kombinasi gaya mengajar.

Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): Teori tentang kecerdasan majemuk menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia.Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodily- kinestetik, interpersonal,verbal-linguistik, naturalis, logic- matematika.

Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Berdasarkan ProfilBelajar murid

Berikut ini adalah  contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar murid:

Pak Neon akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar muriddapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Neon telah mengetahui bahwa sebagianmuridnya adalah pembelajar visual, sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut,Pak Neon lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut ini:

1.Saat mengajar, Pak Neon

Menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.

Menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses olehmurid.

Membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saatmengakses informasi

2.Saat memberikan tugas, Pak Neon memperbolehkan murid-muridnya memilihcara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekamanwawancara maupun performance atau role-play.

Video Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar MuridMurid-murid yang duduk di kelas-kelas yang ada di Sekolah tidak ada yang sama.Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, memiliki preferensi belajar yangberbeda, minat yang berbeda dan belajar dengan kecepatan yang berbeda sehinggakesiapan belajar merekapun berbeda. Segala perbedaan ini tentunya memerlukankebutuhan murid yang berbeda pula. Untuk mengidentifikasi kebutuhan murid tersebutmari kita simak video berikut ini.

https://youtu.be/QXPUkW41uMw

Contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid

Guru dapat mengidentifikasi kebutuhan murid dengan berbagai cara. Berikut ini adalah

beberapa contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasikebutuhan belajar murid:

1.Mengamati perilaku murid-murid mereka.

2.Mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topikyang akan dipelajari;

3.Melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikapmereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan olehinformasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut;

4.Mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid.

5.Mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atauaktivitas;

6.Bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid.

7.Membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;

8.Berbicara dengan guru murid sebelumnya;

9.Membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkatpengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;

10.Menggunakan berbagai penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa muridtelah berada dalam level yang sesuai;

11.Melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid.

12.Mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiriuntuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka.

13.dll.

Daftar di atas hanya beberapa contoh saja. Masih banyak cara lain yang dapat gurulakukan untuk mendapatkan informasi atau mengidentifikasi kebutuhan belajar murid-murid mereka. Dapatkah Bapak/Ibu mengidentifikasi cara lainnya?

Mendapatkan informasi tentang kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid, refleksi murid, dan terbiasa mendengarkan dengan baik murid-muridnya biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya. Membuat catatan tentang profil murid juga akan sangat membantu guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan murid-muridnya.

REFLEKSI

Selamat! Anda telah menyelesaikan materi pembelajaran untuk tahapan ini. Demimembantu Anda mengonsolidasikan pemahaman Anda dan mempersiapkan diri untuksesi pembelajaran berikutnya, kami mohon Bapak/Ibu dapat melakukan refleksi singkatdengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1.Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi!

pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut.

2.Mengapa kita perlu mengidentifikasi kebutuhan belajar murid?

Salah satu alasan perlunya mengidentifikasi kebutuhan belajar murid adalah untuk bahan pertimbangan strategi belajar yang akan diterapkan.

3.Sebagai guru, apa yang dapat kita lakukan untuk mengidentifikasi kebutuhanbelajar murid-murid kita? Apa saja yang perlu dipertimbangkan?

Cara guru menentukan kebutuhan belajar muridnya bisa dilakukan dengan mengetahui kesiapan belajar, minat, dan profil belajar mereka.

Kaitan dengan Standar Nasional Pendidikan

Kemampuan guru untuk memahami tujuan pembelajaran dengan baik akan menjadi salah satu kunci bagi suksesnya implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Untuk dapat memahami tujuan pembelajaran, guru perlu mengetahui apa sebenarnyakompetensi yang diharapkan, baik dalam ranah pengetahuan, keterampilan, maupunsikap, yang harus dapat dicapai oleh murid dalam suatu mata pelajaran di jenjang dan waktu tertentu. Kompetensi-kompetensi ini dapat dibaca oleh guru di dalam dokumenStandar Isi. Oleh karena itu, guru perlu secara cermat membaca dan memahamiStandar Isi dengan baik agar dapat menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai. Jikaguru telah memiliki pemahaman yang baik terkait dengan tujuan, akan lebih mudah bagiguru untuk menentukan tahapan-tahapan dalam proses belajar murid dan memutuskan strategi pembelajaran seperti apa yang akan dilakukan.

Salam dan Bahagia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun