Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam pun Semakin Kelam Berdendam

13 Agustus 2022   17:17 Diperbarui: 13 Agustus 2022   17:42 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di saat gelap malam, bulan gemintang berpendar-pendar. Inginnya menampung rasa gusar, dari hubungan cinta yang sedang bergetar. 

Prosesnya berliku-liku. Mungkin hanya aku dan kamu yang tahu. Jejak tertimbun di bawah pepohonan rimbun. Walau pun makin menggelegak, jejaknya dibuat sulit terlacak.

Cinta memang mengalahkan segalanya. Ibarat mata, mencintai itu melihat. Dari jauh maupun dekat, terasa makin mencengkeram erat. Hingga di saat sedang lengah, aibnya terbongkar dan berkobar-kobar.

Saat sedang batuk pun begitu. Hubungan percintaan memang sulit disembunyikan karena terus berlalu. Ada juga tanda lain, seperti : kesan, sopan santun, simpati, serta tindakan yang melampaui hubungan persahabatan.

Di saat gelap malam, bulan gemintang berpendar-pendar. Ia sedang mengolah  cinta dan rasa gusar.

Gusar itu bisa saja membengis. Ketersinggungan dan kemarahan pun menyatu penyebab sadis. Ia mengguyur dan menggebyur. "Duka yayah sinipi, jaja bang mawinga-winga". Api cemburu menjilat-jilat, penyebab buta tak kan mampu melihat.

Malam pun semakin kelam berdendam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun