Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung Rindu Ibu

9 Maret 2022   18:11 Diperbarui: 9 Maret 2022   18:13 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandanglah aku, selama masih bisa, khasanah kenang. Tajamkan pandang, raut wajah ibuku, sulit menghilang. Semua saat, simpan suara ibu, sangatlah merdu. Di dinding gua, senandung cinta, menggema selamanya.

Tak ada tanya, tentang ketulusannya, sangat percaya. Langit menjadi saksi, cinta lestari, hangat sekali.

Kala merangkak tua, masih bersama, tak meninggalkan. Ibu selalu ada, suka dan duka, indah bersama.

"Tirta prawita sari", air menghidup, kenang berdegup. Menuju kelanggengan, bercitra baik, jernih berpendar.

Aku rindukan wajah, pabila sedih, rasakan perih. Mata mengharu, bibir tertutup biru, mengenang ibu. Air matanya, tersimpan amat dalam, pintar memendam.

Aku dan ibu, slalu menyatu, dalam getar dan rindu. Jiwa gembira, hidup sepanjang masa, raih mulia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun