Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Diam di Minggu Kelam

23 Januari 2022   08:06 Diperbarui: 23 Januari 2022   08:08 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Berkemah"  -  dokpri besubroto

Hati menghutan, liar dan membelukar, yang menyeramkan. Lalu terhanyut, di hingar bingar, keresahan terdalam.

Di minggu kelam, perlu nyenyak dan diam, membakar bosan. Walau gusar, pikirkan masa depan, tidak tersamar.

Kelamnya hari, tergantung hati, yang memegang kendali. Jika maunya susah, susah jadinya, slalu gelisah. Jika berbahagia, aral melintang, bukan halangan. Kendala hati, bersumber dari dalam, memanen dendam.

Di minggu ini, bukanlah minggu kelam, meremuk redam. Tapi minggu yang cerah, gegap gairah, hidup yang indah.

Tak baik "ngobong ati", membakar hati, hangus sendiri. Dan menggetarkan gunung, runtuhkan mendung, gegara bingung.

Di minggu ini, salurkan iri, dan mengarahkan dengki. Merapatkan yang renggang, rasa ditenggang, di jalan lempang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun