I. Pendahuluan
Kebijakan Ujian Nasional (UN) 2024 yang kembali diterapkan setelah sempat ditiadakan pada tahun 2021, memicu perdebatan tentang tujuan standarisasi pendidikan dan pengabaian potensi siswa yang beragam. Kontroversi ini mencerminkan ketegangan antara kebutuhan untuk mengukur kualitas pendidikan secara nasional dan pentingnya menghargai keunikan individu siswa. "Ujian Nasional sebagai alat ukur keberhasilan siswa secara nasional masih menjadi perdebatan, terutama terkait dengan relevansinya dalam mengukur kemampuan siswa secara komprehensif." (Mendikbud, 2023)
II. Tujuan Ujian Nasional: Antara Standarisasi dan Akuntabilitas
Argumen Pro-Standarisasi
UN dianggap sebagai alat untuk memastikan standar kualitas pendidikan yang sama di seluruh Indonesia. Data dari negara-negara anggota OECD menunjukkan bahwa sistem ujian terstandar dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan (OECD, 2018). Selain itu, UN juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur akuntabilitas sekolah dan pemerintah dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas. Laporan Kemendikbud tentang Indikator Pencapaian Kurikulum dan data dari OECD tentang sistem ujian terstandar di berbagai negara mendukung argumen ini.
Kritik atas Standarisasi yang Kaku
Namun, standarisasi yang kaku dapat mengabaikan bakat dan minat siswa di bidang non-akademik, seperti seni, olahraga, dan keterampilan teknis. Sistem pendidikan yang terlalu fokus pada ujian dapat menciptakan tekanan yang berlebihan pada siswa dan guru.Â
"Standarisasi yang berlebihan dapat mematikan kreativitas dan inovasi dalam pendidikan." (Sir Ken Robinson, 2001)
III. Keberagaman Potensi Siswa vs. Sistem Ujian Terpusat
Studi Kasus Keragaman Potensi
Contoh siswa dengan keunggulan di bidang non-akademik yang tidak terakomodasi oleh UN menunjukkan bahwa potensi siswa sangat beragam. Data dari penelitian tentang minat dan bakat siswa di Indonesia (BPS, 2022) mendukung hal ini. Penelitian dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Strategi Pendidikan, Balitbang Kemendikbud juga menunjukkan keberagaman potensi siswa.
Dampak Psikologis dan Sosial
Tekanan berlebihan pada siswa akibat fokus pada nilai UN dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi. UN juga dapat memperlebar kesenjangan pendidikan antara siswa dari keluarga mampu dan kurang mampu. Penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tentang stres pada siswa menghadapi ujian nasional mendukung argumen ini.
Perbandingan dengan Sistem Asesmen Alternatif
Contoh sistem penilaian berbasis proyek (seperti di Finlandia) atau portofolio (seperti di Singapura) yang lebih menghargai keberagaman potensi siswa menunjukkan bahwa ada alternatif yang lebih baik. Laporan dari World Bank tentang inovasi asesmen pendidikan di berbagai negara mendukung hal ini.
IV. Kebijakan UN 2024 dalam Konteks Kurikulum Merdeka
Integrasi dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Bagaimana UN 2024 akan diintegrasikan dengan AKM yang lebih fokus pada kemampuan literasi, numerasi, dan karakter siswa? Apakah UN 2024 sejalan dengan semangat Merdeka Belajar yang menekankan pada pembelajaran yang relevan dan kontekstual?Â
"Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menghargai keberagaman potensi mereka." (Nadiem Makarim, 2020)
Tantangan Implementasi
Kesiapan infrastruktur sekolah, terutama di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), dalam melaksanakan UN 2024 menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, ketersediaan guru yang kompeten untuk melaksanakan asesmen yang beragam dan inklusif juga menjadi perhatian. Studi dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI tentang disparitas pendidikan di Indonesia mendukung argumen ini.
V. Rekomendasi dan Solusi
Pendekatan Hybrid
Menggabungkan UN dengan asesmen berbasis portofolio atau proyek yang lebih komprehensif dapat menjadi solusi. Contoh praktik baik dari negara lain yang telah menerapkan pendekatan hybrid dalam asesmen pendidikan menunjukkan hasil yang positif. Laporan dari Australian Curriculum, Assessment and Reporting Authority (ACARA) tentang asesmen pendidikan di Australia mendukung hal ini.
Peningkatan Kapasitas Guru
Pelatihan bagi guru untuk mengembangkan kemampuan dalam menilai kemampuan non-akademik siswa sangat diperlukan. Peningkatan pemahaman guru tentang asesmen formatif dan sumatif yang beragam juga penting. Rekomendasi dari UNESCO tentang pendidikan inklusif mendukung argumen ini.
Kebijakan Berbasis Bukti
Evaluasi secara berkala terhadap dampak UN 2024 terhadap keberagaman potensi siswa perlu dilakukan. Melibatkan berbagai pihak terkait, seperti guru, siswa, orang tua, dan ahli pendidikan, dalam proses evaluasi juga penting.
VI. Kesimpulan
UN 2024 perlu dikritisi dan dievaluasi secara terus-menerus agar tidak menjadi alat standarisasi yang mengerdilkan potensi siswa. Penting untuk mencari keseimbangan antara akuntabilitas nasional dan pengakuan terhadap keberagaman bakat dan minat siswa. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi setiap siswa secara optimal, bukan hanya mengukur mereka berdasarkan standar yang kaku.
Daftar Sumber (Referensi)
- Kemendikbud. (2023). Kebijakan Ujian Nasional 2024 dan Dasar Hukum. Jakarta: Kementerian Pendidikan.
- OECD. (2018). PISA Results: Standardized Testing and Educational Equity. Paris: OECD Publishing.
- Robinson, K. (2001). Out of Our Minds: Learning to be Creative. Capstone.
- World Bank. (2020). Innovative Assessment Systems in Education. Washington, DC.
- BPS. (2022). Statistik Potensi Siswa Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
- UNESCO. (2019). Inclusive Education: A Pathway to Sustainable Development. Paris: UNESCO.
- LPEM UI. (2023). Analisis Disparitas Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat UI.
- ACARA. (2021). National Assessment Program -- Literacy and Numeracy (NAPLAN) 2021: Assessment Framework. Sydney: ACARA.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI