Pasangan ganda putri nomor 1 dunia Chen Qingchen/Jia Yifan akhinya masuk final lagi ganda putri. Olimpiade Paris 2024. Pasangan nomor 1 dunia plus unggulan 1 ini, sukses mengalahkan pasangan Malaysia Pearly Tan/Thinaah Muralitharan dengan 2 se langsung. Dengan ini, mereka berkesempatan untuk menebus kegagalan di  olimpiade 2020 sebelumnya, saa harus puas mendapat perak setelah dikalahkan Greysia polii/ Apriani rahayu dengan set langsung.Â
Tapi kali ini saya tidak akan membahas peluang Chen/Yifan di final yang akan bertemu dengan yuniornya. Yang saya perhatikan justru servis Chen Qingchen  (yang rambutnya sudah tak dora lagi) saat ini. Saya perhatikan, servisnya agak lama, sejak melawab April dan Fadia di fase grup . Lalu tadi juga saat melawan ganda Malaysia. Apakah ini merupakan strategi Chen Qingchen untuk merusak konsentrasi lawan lawan? Mungkin juga.
Pebulutangkis yang kalau Servis Lama
Sesuai yang saya amati (ini sesuai saya, ya), Mathias Boe adalah pemain yang pertama yang kalau servisnya lama. Pemain Denmark ini memang punya trik khusus untuk memecah kosentrasi lawan. Termasuk ganti kok atau minta waktu lap keringat. Boe juga sering bisik-bisik dulu dengan pasangannya sebelum melakukan servis.
Kemudian tradisi ini diwariskan Boe pada anak didiknya yaitu ganda India Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Perhatikan saja saat mereka servis. Pasti akan ada 'bisik-bisik tetangga dulu'. Terus sebelum servis raket dan kok digerakkan dulu ke kiri dan ke kanan.
Ganda putra lainnya yang kalau servis lumayan lama adalah ganda korea, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae. Kebetula mereka juga bermain rangkap di ganda campuran. Khususnya Seo Seung-jae, ini kadang bikin gemes juga saat servis. Lamanya bikin mau tidur hahaha.
Kalau untuk pemain putri, itu ada Chtistina Pedersen. Pemain ganda putri dan ganda campuran ini yang sudah gantung raket ini, banyak mengecoh lawan. Jadi kalau meleng sedikit saja, pengembalian servis bisa nyangkut di net.
Aturan Baru Servis
Dalam olahraga badminton, servis merupakan modal utama untuk mendapatkan poin selanjutnya. Makanya berbagai servis hadir baik servis pendek atau servis panjang. Lalu pemain mulai mencari trik servis, salah satunya melakukan servis dalam waktu yang lama.
Servis waktu lama ini memang menurut saya ampuh. Saat pemain menerapkan, maka banyak poin yang dihasilkan. Karena menurut saya, servis model ini berhasil merusak kosentrasi lawan.
Hanya kalau nanti banyak pemain ikut-ikutan, bisa saja nih, ada aturan baru dalam servis, yaitu adanya batas waktu servis. Soalnya adanya aturan, karena dari para pemain juga. Contohnya aturan servis hanya setinggi pinggang. Bahkan sampai ada alat segala. Mungkin karena dulunya banyak pemain yang servisnya tinggi melewati pinggang.
Dan setahu saya, di tenis sudah diterapkan. Jadi mau pakai 'ritual' apa dulu saat servis, tidak masalah, asal saat servis tidak melewati waktu.
Misalnya Rafael Nadal, itu punya ritual khusus saat servis. Pertama memantul-mantulkan bola. Kemudian mengusap hidungnya, lalu mengusap telinga kirinya, terkahir mengusap telinga kanan. Dan ini kalau servis pertama gagal, maka lanjut lagi servis kedua yang pastinya mengambil banyak waktu.
Jadi saya mau lihat saja nanti. Apakah Chen Qingchen masih akan menerapkan servis lamanya pada babak final nanti? Kalau tidak, berarti kemarin-kemarin itu memang bagian dari strateginya. Tapi kalau masih digunakan, berarti dia nyaman hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H