Servis waktu lama ini memang menurut saya ampuh. Saat pemain menerapkan, maka banyak poin yang dihasilkan. Karena menurut saya, servis model ini berhasil merusak kosentrasi lawan.
Hanya kalau nanti banyak pemain ikut-ikutan, bisa saja nih, ada aturan baru dalam servis, yaitu adanya batas waktu servis. Soalnya adanya aturan, karena dari para pemain juga. Contohnya aturan servis hanya setinggi pinggang. Bahkan sampai ada alat segala. Mungkin karena dulunya banyak pemain yang servisnya tinggi melewati pinggang.
Dan setahu saya, di tenis sudah diterapkan. Jadi mau pakai 'ritual' apa dulu saat servis, tidak masalah, asal saat servis tidak melewati waktu.
Misalnya Rafael Nadal, itu punya ritual khusus saat servis. Pertama memantul-mantulkan bola. Kemudian mengusap hidungnya, lalu mengusap telinga kirinya, terkahir mengusap telinga kanan. Dan ini kalau servis pertama gagal, maka lanjut lagi servis kedua yang pastinya mengambil banyak waktu.
Jadi saya mau lihat saja nanti. Apakah Chen Qingchen masih akan menerapkan servis lamanya pada babak final nanti? Kalau tidak, berarti kemarin-kemarin itu memang bagian dari strateginya. Tapi kalau masih digunakan, berarti dia nyaman hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H