"Wah, tidak dikasih rokoknya. Yang jaga istrinya."
Dari sini mereka itu memang patungan untuk membeli rokok. Jadi kalau cukai rokok naik, maka patungan mereka pun semakin besar juga.Â
Padahal khusus anak sekolah, ada 'pagar' yang sudah  bisa menjadi penghalang mereka agar tidak merokok, yaitu uang untuk membeli rokok. Karena benar, mereka belum bekerja, dan anak seusia mereka, banyak yang belum menghasilkan buang sendiri.
Jadi menurut saya, seseorang mengurangi atau bahkan berhenti merokok, bukan karena cukai yang mahal, tapi bila sudah ada kesadaran sendiri. Seperti bapak saya. Walau ibu saya pun sering mengomel. Soal asap rokok di rumah, soal akibat merokok, bapak saya tetap merokok.
Merokok itu menurut saya adalah sebuah pilihan. Terus merokok atau berhenti, semua tergantung pada si perokok itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H