Mohon tunggu...
Bambang Prayitno
Bambang Prayitno Mohon Tunggu... -

kesadaran adalah matahari. kesabaran adalah bumi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tahun Pembuktian Harapan

30 Januari 2012   08:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:17 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Kalimantan Timur apalagi. Rentetan peristiwa besar juga terakumulasi pada bulan ini. Ada kasus orangutan di Muara Kaman yang tersangkanya hanya karyawan kelas rendahan perusahaan, ada ambruknya jembatan Kutai Kartanegara yang memakan korban puluhan orang tapi investigasinya berjalan lambat dan seolah-olah tertutupi oleh hal lainnya karena pelaksana dan penguasanya masih berjejaring di satu partai. Ada dana santunan korban runtuhnya jembatan yang mendapatkan dana tak sama dan jelas ini indikasi penilepan (korupsi), tapi lalu kasusnya hilang. Ada dugaan tak benarnya pengelolaan dana di Mitra Kukar dan Bontang FC. Ada juga kasus tabrakan perahu pengangkut penumpang yang mengindikasikan bahwa manajemen transportasi publik di Kutai Kartanegara sudah sedemikian buruk.

Ada juga kasus tumbal tambang di Samarinda dengan matinya anak-anak yang bermain di lubang bekas tambang. Ada kekhawatiran penguasa propinsi ini bahwa kasus Mesuji bakal menular ke Kaltim. Ada cerita kerusuhan di Bulungan. Ada penolakan pembangunan jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Balikpapan dan Penajam Paser Utara.

Sepanjang Desember ini, muncul peristiwa-peristiwa luarbiasa yang mengagumkan. Dan itu semua terjadi di bulan ini !. Bulan Desember. Bulan kontemplasi tahunan bagi jelata. Seolah-olah semua bentuk penderitaan rakyat, ketidakadilan dan kekejaman di negara makmur bernama Indonesia dan di Propinsi subur bernama Kalimantan Timur itu sengaja ditampilkan Allah, diperlihatkan untuk menjadi bahan gugatan Allah pada penguasa. Bahwa Allah juga sebenarnya "mangkel" dengan penguasa. Lalu menumpahkan kemangkelannya dengan menunjukkan watak asli pemimpin kita. Allah, seperti kata Samarpan seorang Pendeta di India, dalam buku "Tiya"; "sedang menunjukkan jalan-jalan lain sebelum kita mendapatkan jalan yang sebenarnya".

Seolah-olah, penguasa kita dan watak aslinya, seperti kata-kata Patrick si sahabat kental Spongebob Squarepants; "jika kamu tak mampu meyakinkan dan memukau seseorang dengan kepintaranmu, bingungkan dia dengan kebodohanmu". Penguasa dipertontonkan kelalaiannya selama ini; mereka susah berkomunikasi dengan rakyat, tidak paham jiwa rakyat, dan membuat dunia dan aturan sendiri lalu rakyat dipaksa untuk mengikutinya.

Tapi rakyat masih cukup bersabar. Buktinya, mereka masih mau bermuhasabah atau bersukacita menyambut pergantian tahun. Artinya, mereka masih berusaha mengumpulkan harapan. Tapi akan ada saatnya dimana rakyat begitu ingin memberikan kejutan kepada penguasa jika akumulasi ketidakadilan dan ketidakbecusan mengelola kehidupan rakyat (kebodohan dalam versi Patrick) itu selalu dipertontonkan.

Rakyat dan aktivis kampus negeri ini akan -seperti kata Komarudin Hidayat dalam diskusi Akhir Tahun di UIN Jakarta dua hari yang lalu- "rakyat akan semakin kecewa dan mengarah pada frustrasi ketika melihat kebangkitan partai politik yang awalnya menjanjikan perbaikan moral bangsa, pemberantasan korupsi, membangun demokrasi untuk kesejahteraan rakyat tampaknya tidak mampu memenuhi janji-janjinya. Dan suasana kebatinan itu merembet ke kampus-kampus". Ada saatnya dimana rakyat akan meletup dan bener-benar meledak semeriah pesta kembang api Tahun Baru.

Wahai pemimpin, mari merenung; lalu bersegeralah buktikan harapan rakyat.

30 Desember 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun