***
"Tentang ambisimu itu, kamu harus pikir masak-masak lebih dulu, Guh!" nasihat Dyah (kakak perempuan Puguh), sebulan yang lalu.
"Thanks Mbak! Yang jelas sudah aku pikirkan dan pertimbangkan masak-masak. Bahkan sudah kudoakan juga."
"Tapi bagaimana pun juga kamu itu seorang bawahan. Dan babenya Cintya adalah bosmu sendiri. Artinya semua anggota keluarganya, pasti menganggapmu sama seperti pembantunya yang lain..."
"Tapi keluarga Pak Agung itu, tidak seperti yang Sampean duga. Mereka adalah keluarga yang sangat baik. Sangat menghargai semua orang, termasuk terhadap para pembantu dan bawahannya. Aku sendiri pun kerap diajak makan bersama. Kalau mereka ingin menyuruhku, kalimat yang dipakainya bukan kalimat perintah. Tapi kalimat permintaan tolong. Bukankah itu bukti, bahwa mereka rendah hati dan santun banget?" sanggah Puguh.
"Ya, tapi khusus untuk urusan cari menantu, mereka pasti akan milih yang terbaik bagi anak-anaknya. Mereka pasti masih pertimbangkan soal bibit, bobot lan bebet. Minimal akan pilih yang selevel status sosialnya."
Puguh sadar sesadar-sadarnya, bahwa ambisi cintanya itu pasti bakal memunculkan polemik. Akan timbulkan resistensi dari pihak keluarga besar Pak Agung Zhakarias. Pun dari teman-teman Cintya Palupi sendiri. Mereka pasti tak rela, jika gadis cantik dan cerdas itu sampai jatuh ke dalam pelukan seorang sopir saja.
"Tapi aku kan bukan hanya seorang sopir?" teriaknya dalam hati. "Aku kan seorang calon sarjana? Alias seorang yang terpelajar juga. Artinya, aku pun punya masa depan. Apa pun kata orang, aku akan maju terus! Never give up!"
***
Selain itu, Puguh punya advantage lain yang tak dipunyai oleh para pesaingnya. Yaitu dirinya adalah teman diskusi yang baik bagi Cintya. Mereka sering banget ngobrol serius tentang teologi primer Kristen. Khususnya Kristologi. Kalau sudah ngobrol ke topik itu, mereka bisa melakukannya berjam-jam lamanya.
Hal itu bermula dari sebuah pertanyaan yang diajukan oleh Cintya kepadanya, sekitar dua tahun yang lalu: "Kenapa silsilah Yesus dalam Injil Matius berbeda banget dengan yang tertulis di Injil Lukas? Lalu yang bener itu yang mana?"