"Apa jamutik itu?"
"Janda muda cantik......"
Beberapa celotehan tersebut keluar dari mulut teman-temanku, saat hadiri syukuran ulang tahun Wahyu, akhir tahun lalu. Berbagai pertanyaan, komentar, sindiran dan dorongan yang senada dengan itu, telah biasa kuterima selama tujuh tahun ini. Namun karena semuanya faktual, dan mengandung kebenaran, aku cuma mesam-mesem saja menerimanya.
"Ente kan punya beberapa staf cakep yang masih jomblo? Atau karyawati kafe ente pun kan bening-bening semua? Pilih dong salah satunya!" saran Koko, temanku.
Sebagai salah seorang manajer di sebuah perusahaan PMA, aku memang punya beberapa orang staf wanita muda yang masih menjomblo. Parasnya pun rata-rata cantik. Di kafe (usaha sampinganku) pun, semua karyawatiku berwajah dan berpenampilan menarik. Kalau aku mau melamarnya, pasti ada yang mau menerimaku.
Tetapi, entah kenapa setelah umur 30 tahun, saat aku baru memulai proses pencarian calon permaisuriku, tiba-tiba aku dilanda keanehan. Tiba-tiba aku menjadi tidak tertarik terhadap para gadis. Sehingga selama tujuh tahun ini, tak seorang gadis pun yang coba kudekati. Sebaliknya, aku justru lebih tertarik pada para janda yang umurnya rata-rata lebih tua dariku.
"Jangan-jangan kamu mengidap oedipus complex." Celetuk Akbar, kakak sulungku.
Aku tidah tahu dan tidak mau tahu, tentang dugaan kakakku itu. Namun faktanya, selama ini, semua perempuan yang pernah akan kujadikan calon istriku, keempatnya berstatus janda yang umurnya lebih tua dariku. Dan sialnya, karena berbagai alasan, hubungan cintaku dengan mereka, semuanya kandas sebelum mencapai pelaminan.
Tetapi, aku masih sangat percaya, bahwa suatu saat, aku pasti akan bisa menggapai cinta sejatiku.
***
Apa yang kupercayai kini tampaknya akan segera menjadi kenyataan. Sebentar lagi cinta sejatiku akan segera kurengkuh. Jika Tuhan Yesus ijinkan, sebentar lagi seorang wanita ayu  akan menjadi pendamping hidupku. Dia memang sudah janda. Usianya pun lebih tua 8 tahun dariku. Tapi sejak dulu, aku memang telah mengaguminya.