"Selama ini, aku menjadi pembela harga diri para PRT. Aku sangat jijik dan marah terhadap praktik pelecehan seksual para majikan atas pembantunya. Dan kalau sekarang adikku sendiri, yang akan melakukannya. Aku akan sangat lebih marah lagi! Ini harus dihentikan!" tekad Manda membara dalam dadanya.
***
Selepas jam kantor, sore ini Manda tak langsung pulang. Melainkan menuju ke sebuah kafe, di mana Yuyun telah menunggunya. Oleh sahabatnya itu, Manda diajak ngopi bareng. Tapi yang terpenting ada hal yang sangat krusial yang ingin dibicarakan berdua saja dengannya.
"Apa yang akan loe omongin pada gue?"
"Mulai sekarang, loe kudu serius awasi suami loe!"
"Emang Bang Hary ngapain?"
"Menurut sumber yang kredibel, suami loe itu kini lagi deket dengan seorang cewek cantik.."
"Akh, jangan ngaco loe! Bang Hary itu sayang banget pada gue. Jadi ya tak mungkinlah!"
Memang Yuyun tak pernah melihatnya sendiri. Dia mendapat sinyalemen itu dari teman sekaligus tetangganya yang bisa dipercaya. Temannya itu melihat sendiri moment Hary bersama seorang gadis yang cukup cantik. Karena menggendong seorang anak kecil, Â disinyalir itu adalah buah dari cinta ilegalnya. Dua kali dilihatnya di sebuah taman. Dan yang sekali dipergokinya di sebuah resto.
Informasi Yuyun itu tidak sulit Manda pahami. Karena Hary pulang kantornya memang lebih awal ketimbang dirinya. Jadi ada waktu bagi Hary bermain dengan Jiro di sore hari. Mainnya pun di taman yang letaknya cuma 100 meter dari rumahnya. Kalau Sumi menemani ya wajarlah. Karena memang ia penjaga atau pengasuhnya.
***