Rapat khusus komunitas para emak itu, akhirnya memutuskan bahwa empat hari lagi, mereka akan mengadakan unjuk rasa besar-besaran ke Mapolres. Mereka akan memobilisasi berbagai komunitas emak-emak sedikitnya 500 orang. Ditambah 500 - 1.000 orang mahasiswa yang dikomandoi oleh Dewi Kumala Sari.
Tetapi sebelum itu, besok Zuleha dan Dewi disertai seorang emak senior akan menghadap dulu ke Pak Kapolres. Kalau besok, setelah bicara dengan Kepala Polisi, sudah bisa membuahkan solusi terbaik, maka aksi demo akan diurungkan. Namun jika deadlock, aksi unjuk rasa terpaksa harus tetap dilakukan.
***
Besoknya, ketiga wanita wakil para emak itu benar-benar datang ke Mapolres Abuabu. Kedatangannya diterima oleh Pak Wakapolres dengan ramah. Semangat mereka awalnya amat meletup-letup dalam menuntut keadilan. Tapi setelah mendapat penjelasan dari pimpinan polisi tersebut, tiba-tiba mereka jadi melempem dan malu hati sendiri. Kenapa?
Karena sesungguhnya, kedatangan Ajiedharma ke markas polisi seminggu sampai tiga kali tempo hari itu, adalah dalam rangka memenuhi undangan Ibu-ibu Bhayangkari (Persatuan Istri Polisi). Mereka meminta sastrawan itu untuk memimpin acara Lokakarya Penulisan Cerpen bagi para istri polisi dan para anggota Polwan.Â
Foto-foto dan video tentang lokakarya itu juga diperlihatkan kepada mereka. Jadi isu tentang kriminalisasi sastrawan yang menghebohkan itu ternyata hanya omong kosong alias hoax saja.
***
"Katakanlah, Bang Ajie memang mempimpin lokakarya itu, tapi yang aneh di mana beliau sekarang? Rumahnya kosong dan kafenya pun tutup seminggu ini...." Keluh  Zuleha kesal sesampai di rumahnya kembali.
"Begini saja Kak," sela Dewi, "aku siap mencari informasi tentang keberadaan Mas Ajie. Aku akan menanyai semua orang yang kenal dekat dengannya. Termasuk ke karyawan kafenya....." kata-kata Dewi tersebut tiba-tiba harus terpotong oleh kedatangan seorang pemuda yang  menyerahkan sebuah undangan kepada Zuleha.
Langsung saja Zuleha membukanya. Dan begitu membaca undangan itu, tiba-tiba saja tubuh Si Janda Muda Molek itu lunglai, sempoyongan dan ambruk semaput di rumahnya sendiri. Kenapa?
Karena ternyata undangan itu adalah undangan perkawinannya Ajiedharma. Sang sastrawan pujaannya itu, seminggu lagi akan menikah dengan seorang perwira Polwan.
==000==
Bambang Suwarno-Palangkaraya, 6 September 2019