Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Papua, Saudaraku dan Kebanggaanku

21 Agustus 2019   08:50 Diperbarui: 21 Agustus 2019   10:55 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Satu tungku  yang digunakan untuk memasak ditopang oleh tiga batu. Batu-batu harus bekerjasama menopang tungku agar tidak roboh. Dan istilah tungku fokus pada konsep kebersamaan, toleransi dan harmoni. Dia merasa bahwa bisa belajar tentang Indonesia, justru dari Papua.

Sebab itu, Sadam meminta agar jangan ada lagi yang mendiskriminasi dan mengintimidasi saudara-saudaranya dari Papua itu. Karena kita semua adalah anggota keluarga dalam pondasi keluarga besar Indonesia Raya. Sebaliknya, ia mengajak agar kita semua bersama-sama merawat kebangsaan kita, Indonesia.

Ketum PB HMI itu, juga berharap agar kita semua terus mewaspadai adanya pihak-pihak tertentu di dunia internasional yang menginginkan disintegrasi bangsa. Karena sejak dulu, selalu ada kelompok kepentingan dari luar yang akan memanfaatkan setiap momentum untuk mendorong mereka memisahkan diri dari NKRI.

Harapan Saddam adalah harapan kita semua. Batu-batu penyangga tungku harus tetap kompak, rukun, harmonis dalam mengerjakan bagian dan tanggungjawab kita masing-masing. Agar tungku besar Indonesia bisa tetap tegak dan berjaya.

Memang tak bisa dipungkiri, kadang-kadang ada saja, pihak-pihak yang ingin membentur-benturkan batu-batu tersebut agar tungku Indonesia goyang dan ambruk. Minimal batu-batu penyangga itu saling terluka dan melukai.

Saya sendiri kadang tak kunjung paham. Mengapa di zaman yang sudah sangat canggih ini, masih ada orang-orang yang pikirannya masih sangat terbelakang. Kita sudah merdeka tujuh puluh empat tahun. Mestinya kita semua sudah juga merdeka dari sikap-sikap rasis atau rasialis. Tapi faktanya, masih saja ada pihak yang hati dan pikirannya terjajah oleh paham yang zalim itu.

Awalnya, para penganut rasisme cuma menganggap bahwa rasnya lebih hebat dan lebih superior ketimbang ras yang lain. Lalu karena merasa lebih unggul, maka mereka merasa punya hak untuk mengatur dan mengontrol ras lain.

Selanjutnya terjadilah praktik-praktik diskriminasi sosial. Kemudian berkembang menjadi praktik segregasi (pemisahan kelompok ras/etnis secara paksa). 

Bahkan kekerasan rasial yang puncaknya adalah pemberlakuan genosida (pembantaian besar-besaran terhadap suatu ras secara sistematis). Maka tak berlebihan kalau saya sebut paham dan perilaku rasisme sebagai perilaku sosial yang sangat sesat dan zalim .

Jika di antara kita hari-hari ini, masih ada yang punya tendensi ke arah itu, mohon dengan segala hormat hentikanlah semua itu. Jangan kita nodai rasa syukur kita atas ulang tahun kemerdekaan RI ke 74 tahun dengan perilaku yang kontra produktif dan destruktif.

Khusus bagi saudara-saudariku dari Papua, kalau ada saudaramu yang lain yang telah melukai atau menyinggung harga diri kalian, kami ikut memohonkan maaf yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun