Lalu Mbah Kakung pun membeberkan penjelasannya. Menurutnya, ia sama sekali curiga terhadap pasar murah itu. Pasti ada hidden agenda dalam kegiatan sosial itu. Ini pembodohan bahkan pengelabuan publik. Pasar murahnya sendiri memang sangat menolong masyarakat. Tapi karena penyelenggaranya adalah keluarga yang sejak dulu terkenal pelit, asosial dan perusahaannya pernah tersandung kasus pengemplangan pajak; maka Mbahkung minta agar  Reny mewaspadainya.
"Babe sendiri khan selalu mendorong kita-kita untuk mau selalu berbuat baik terhadap sesama. Terutama yang jelata dan menderita. Lantas sekarang, ada pihak yang jelas-jelas menjadi berkat atau memberi maslahat pada orang banyak. Kenapa kok dicurigai? "
"Kamu belum bener-bener tahu rekam jejaknya sih..."
"Katakanlah mereka pernah punya cacatan buruk masa lalu. Tapi mungkin saja sekarang sudah bertobat. Zakheus yang sebelumnya pendosa pun khan bisa bertobat, Be. Dari pemeras menjadi penebar berkat."
"Yah, kita lihat saja nanti kayak apa...." Jawab si Embah dengan wajah yang mengeruh.
           ***
Sejam kemudian, Reno dan Ranti pun tiba kembali di rumahnya. Mereka adalah cucu Mbahkung. Kakeknya pun bertanya mereka dari mana. Jawabnya, dari melayat teman sekelasnya yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
"Semuanya sedih dan keluarganya tampak sangat terpukul, Mbah." lapor Ranti.
"Untung ada seorang hero yang ikut melayat sampai ke pemakaman." Tambah Reno.
"Haah, hero? Siapa dia?" tanya si kakek.
"Hero itu betul-betul orang yang baik hati, Mbah. Dia berjanji akan menguruskan Jasa Raharjanya agar keluarga duka itu mendapatkan santunan 50 juta rupiah. Dan dia pribadi akan membantu sebesar 50 juta rupiah juga."