Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ini Soal Pilihan, Bung! (Selesai)

6 Februari 2019   09:41 Diperbarui: 6 Februari 2019   11:16 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hidup adalah pilihan. Hidup adalah proses memilih. Hidup terdiri atas pilihan-pilihan. Sebab itu, memilih adalah keniscayaan. Memilih menjadi tak terelakkan. Tidak memilih pun adalah sebuah pilihan. Saat ini pun aku dihadapkan pada minimal tiga pilihan yang sama-sama menyenangkan dan menguntungkan.

Pertama, ngobrol dengan Pak Sigit di rumahku. Kedua, memenuhi undangan makan malam di sebuah resto mahal dalam rangka syukuran ultah teman. Ketiga, melanjutkan mengerjakan sebuah tulisanku yang belum tuntas. Semuanya menyenangkanku. Tapi mana yang kupilih? Dengan mudah akhirnya ku memilih yang pertama. Pertimbangannya apa?

Kupilih ngobrol dengan Pak Sigit, karena sebelumnya aku sudah janjian dengannya. Dan aku tak mau mengingkarinya. Aku harus menepatinya. Ingkar janji, selain akan mengecewakan pria itu, juga akan mengganggu nuraniku sendiri.

Memang akibatnya, aku tak bisa memenuhi undangan dari temanku yang lain. Tapi setelah kujelaskan alasannya dan permohonan maafku; aku yakin si teman pengundang ini bisa memahaminya. Bukankah siapa pun pasti tak bisa melakukan dua kegiatan berbeda di waktu yang sama? Apalagi di dua tempat yang berbeda?

Kalau soal belum bisa menyelesaikan sebuah tulisanku, itu no problem bagiku. Tokh, tak ada satu pihak pun yang dirugikan atau dikecewakan. Tokh, masih banyak waktu lain untuk menuntaskannya.

Menjelang pertemuan informalku dengan Pak Sigit, aku diganggu oleh beberapa pertanyaan. Tempo hari, dia katakan masih ingin ngobrol denganku tentang 'pilihan'. Pilihan apa yang dimaksudkannya? Mungkinkah ia akan bertanya tentang pilihan politikku? Itu sangat mungkin, karena ini adalah tahun dan bulan-bulan politik. Di tempat mana pun di negeri ini, semua orang sedang gencar berbicara tentang politik. Pilihanmu siapa? Atau partai dan wakil yang kamu coblos siapa? Akh, kutunggu saja kedatangannya.

Beberapa hari ini, wajah langit di atas kotaku -- muram, kelam bahkan berlama-lama memuntahkan air hujannya (meski tidak deras). Tapi sore ini, parasnya molek dan cerah sekali. Ditunjang semilir angin senja yang meniup, membuat hati siapa pun tersejukkan dan tersemangatkan.

"Selamat sore Pak Pendeta!" sapa Pak Sigit begitu tiba dan memasuki rumahku.

"Selamat sore juga Pak Sigit!" balasku mempersilahkannya duduk. Ini pertama kalinya ia bertamu ke rumahku.

Lalu terlibatlah kami dalam obrolan basa-basi yang hangat, khas orang Timur dalam bersilaturahmi. Tentu saja kupersilahkan juga dia untuk menikmati teh hangat dan kudapan yang telah disiapkan.

"Sekarang ijinkan saya meneruskan perbincangan kita tempo hari, Bapak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun