Melainkan, berkemauan melakukan refleksi kritis dengan bertapabrata mengikuti proses relasi lingkungan komunal yang asismetris (Spasial Refleksif). Kesadaran mengelola lisan yang submisif (submissiveness), sebagai manesfestasi memaknai semangat Jihad terhadap diri sendiri.
Kritis dan kritik bukan saja kepada orang lain, melainkan melihat kedalam diri sendiri lebih diutamakan. Kemauan disertai semangat untuk menjaga diri sendiri agar terbebas dari cengkraman sifat Niwatakawaca.Â
Di era serba digital ini, pengaruh titisan sifat Zaman Niwatakawaca sudah mengejawantah dalam berbagai rupa dan godaan. Pilihannya tergantung masing-masing, bagaimana menyikapi godaan Zaman Niwatakawaca. Zaman yang menjanjikan hampir semuanya sangat mungkin tak terbatas. Menerima atau menolak godaan yang ada, dikembalikan pada keputusan diri sendiri. Selebihnya terserah saudara?! ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H