Sebelum pandemi, penggunaan peranti digital dalam kegiatan keagamaan sudah banyak dilakukan oleh para dai milenial dan dai selebritas, seperti Hanan Attaki, Felix Siauw, dan Ustaz Abdul Somad. Bahkan bisa dikatakan, dakwah dan popularitas mereka banyak didukung oleh Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube. Jumlah follower mereka di media sosial mencapai jutaan.
Nasser Umainalo mengutip pernyataannya Idhan NR, "Terlepas ilmu fiqh-nya, ke depan dunia virtual akan lebih nyata. Orang tidak lagi sekedar berinteraksi di depan layar gawai.
Lebih jauh kita bisa berinteraksi 'virtual reality' dan 'augmented reality'. Bisa jadi tidak lama lagi kita bisa shalat berjamaah di Masjid, imam dan makmum bisa berinteraksi 'layaknya' kehadiran fisik."
Perusahaan yang paling siap adalah Facebook. Facebook bertransformasi dari perusahaan media sosial menjadi perusahaan 'metaverse'.
Sebuah kondisi di mana orang dapat bermain game, bekerja, dan berkomunikasi dalam lingkungan virtual yang lebih 'nyata'. Untuk lebih jelas bagaimana augmented reality bisa tonton film 'Ready Player One'.
Dunia VR sedang menuju ke sana. Perusahaan teknologi - terutama Facebook - semakin mengembangkan konsep metaverse, dunia virtual tempat Anda hidup, bekerja dan bermain di dalamnya.
Dr. Eka Yunita menanggapi, "Haji dan Umrah tidak bisa online karena terkait dengan keharusan mendatangi tempatnya."
Sedangkan Dr. Tauhid Nur Azhar, SKed, MKes. - Board of Honor Neuronesia Community, yang sangat akrab di komunitas dengan panggilan sayangnya; 'KDT' (Kang Doktor Tauhid), menambahkan, "Hal ini sangat menarik. Saya ingin menggarisbawahi kutipan dari Emile Durkheim yang menyatakan bahwa ritual adalah upaya untuk menjaga kohesi sosial. Premis atau postulat yang secara deduktif dapat melahirkan sintesa silogisme terkait keberadaan platform yang ada secara dinamis berubah. Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.
Jika kita mengacu kepada fatsun Wiki bahwa silogisme disusun dari dua proposisi atau postulat dan sebuah konklusi, maka pengambilan simpulan tidak langsung memang merupakan bagian dari struktur logika manusia yang sarat dengan pertimbangan komparatif dan keterikatan dengan nilai yang diyakini. Saat dinamika menggeser ruang atau bioma masuk kedalam dunia yang dibangun oleh bit dan semesta binari, maka manusia kembali akan membangun pola interaksi yang mewakili kepentingan-kepentingan paling hakiki yang mendasari.
Eksistensi adalah salah satu kata kunci. Maka identitas dan realitas dapat terekspresi dalam multiplisitas. Maka penjara ruang dan penyanderaan materi akan bergeser pada penyanderaan baru sebagai boundary. Kapasitas dan koneksi, platform dan piranti, serta tentu saja aplikasi dan sensor yang mampu mentransformasi jati diri."
Kemudian Nasser menanggapi kembali, "Ritual adalah upaya untuk menjaga kohesi sosial, Emile Durkheim... Hmm... Tetiba jadi ingat, (no debat no issue please...). Intisari keberagamaan adalah kemanusiaan. Tetiba jadi ingat lagi kisah Nabi Musa AS ketika ingin 'bertemu' Tuhannya."