Sistem reward dan neuroplastisitas
Ada 4 tahapan besar bagaimana prosesi perubahan pola koneksi neuron bekerja. Bagaimana neuron otak terus berplastisitas.
Tahap awal (tahap 1) seakan-akan sel neuron berdiri sendiri seperti titik-titik yang tidak dihubungi. Kemudian titik-titik saling berhubungan, interkonesi antar neuron (tahap 2). Selanjutnya beberapa garis hubungan antar titik (antar neuron) akan menebal, membentuk pathway-pahway dan connectome (tahap 3). Tahap akhir (tahap 4) garis-garis tersebut semakin menebal sementara garis-garis hubungan neuron lainnya yang menipis, yang tidak diperlukan, akan menghilang.
Reward dibedakan antara reward primer dan reward sekunder. Rewad primer seperti; makan, minum, kebutuhan biologis, dan tempat berlindung (shelter). Sedangkan reward sekunder yang dibutuhkan seperti; informasi, status, pengakuan, ucapan terima kasih, nilai sosial, altruisme, percaya, kontak fisik.
Reward & pleasure memiliki banyak koneksi dan asosiasi yang kompleks. Dopamin bagaimanapun bukan hanya sekedar reward, namun memiliki banyak fungsi penting sebagai neurotransmiter. Sistem dopamin ini sering dikenal juga sebagai "happy hormone".
Daftar neurotransmiter penting
Ada banyak jenis-jenis neurotransmiter atau enzim di dalam otak sesuai kebutuhan dan perluannya. Sembilan di antaranya yang perlu diketahui (terkait dengan aplikasi neuroleadership), yaitu; asetikolin, serotonin, noradrenalin, dopamin, endomorfin (endorfin), oksitosin, kortisol (kortikosteroids), GABA-deficiency, dan testosteron.
Asetilkolin berpengaruh pada memori dan atensi. Serotonin menimbulkan rasa takut, pengambilan keputusan, suasana hati (mood). Sedangkan noradrenalin untuk energi, mood, dan juga atensi.
Dopamin menimbulkan perasaan dihargai dan atensi. Endomorfin (endorfin) merasakan senang (sejahtera). Dengan oksitosin rasa percaya diri akan timbul, dan cinta (dicintai dan mencintai). Kortisol (kortikosteroids) menimbulkan stres, marah. Serta GABA-deficiency menimbulkan gangguan ketakutan. Terakhir, testosteron berpengaruh pada neurotransmiter dopamin, dan agresi.
Dampak rasa takut
Ketakutan memiliki dampak negatif yang signifikan pada keseimbangan hormon di otak dan di dalam tubuh kita. Amigdala, yang terletak di dalam sistem limbik berperan dalam pengolahan ketakutan dan memroses dampak berikutnya pada pikiran dan tubuh manusia.