Disiplin ilmu yang dimaksud termasuk; neuroekonomi (neuro-business administration) meliputi area-area mikroekonomi (neuro-ekonomi): bidang pemasaran (neuromarketing) yang lebih sering mengulas proses pengambilan keputusan konsumen membeli, sedangkan bidang keuangan (neurofinance) lebih banyak mendalami keberhasilan proses pengambilan keputusan dan resiko-resikonya; sukses atau gagal. Di bidang manajemen (neuromanagement) lebih dalam membahas penggerak proses manajerial, baik metode maupun terkait dengan tools-nya. Terakhir terkait bidang organisasi dan personalia (neuroleadership) lebih rinci menelaah interaksi hubungan antara pemimpin dan bawahannya.
Sejarah konsep yang terus berkembang
Konsep sejarah manusia dan motivasi sedang dibentuk kembali oleh ilmu pengetahuan. Diawali era homo economicus (s/d 1920-an), rezim kerja yang ketat, instruksi yang jelas, proses kerja, pengendalian yang intensif, dan pembagian kerja. Selanjutnya diteruskan era sociologicus (1930-an), yang menekankan pada pekerja dipandang sebagai makhluk sosial, produktivitas dikaitkan dengan penggerak internal, pentingnya hubungan interpersonal.
Kemudian era actualising man (1940-an), mengikuti pengembangan diri dan penampilan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi dan berkembang menjadi makhluk yang lebih baik. Diteruskan di era complex man (1980-an), telah mengubah motivasi yang berbeda, mampu belajar, akan mengubah perilaku. Terakhir dalam pembahasan buku ini, Argang dkk. banyak memaparkan konsep yang dikenal memasuki era brain directed man (2000-an), pekerja dipandang sebagai mahluk rasional mengambil peran sekunder dalam motivasi manusia. Kita lihat ke depannya, konsep apa lagi setelah ini yang akan terus berkembang untuk menyempurnakan konsep-konsep sebelumnya.
Era 'brain directed man' (setelah tahun 2000-an)
Di era ini mulai meyakini dan membahas bahwa perilaku manusia berasal dari otak. Perilaku tidak didasarkan pada rasionalitas tetapi dibedakan berdasarkan motivasi-motivasi yang berasal dari berbagai daerah otak. Pola-pola dan pemicu-pemicu otak yang betul-betul diprogram; berlapis melalui pengalaman yang telah terbentuk sejak lahir.
Emosi adalah driver perilaku yang paling efektif dan mengandalkan sebagian besar proses kognitif. Proses-proses rasional memiliki dampak sekunder. Pemenuhan kebutuhan dasar neurosains manusia sangatlah penting bagi kepuasan karyawan; berbagai faktor mempengaruhi kebutuhan ini. Realitas dan rasionalitas mengambil peran sekunder dalam motif dan perilaku manusia.
Organisasi dan manajemen personalia
Memiliki dampak langsung pada cara otak manusia beroperasi dan bereaksi terhadap lingkungan. Perilaku membuat dan memperkuat sirkuit otak; lingkungan membentuk otak.
Kebutuhan dasar manusia sangat tergantung terutama pada interaksi pribadi dengan lingkungan dan perilaku pribadinya. Lingkungan yang tidak selaras dengan kebutuhan dasar individu akan menyebabkan ketidakcakapan berperilaku. Motivasi dasar penggerak manusia sangat didorong oleh manifestasi dari keinginan untuk memenuhi atau melindungi kebutuhan dasar manusia.
Untuk memanfaatkan potensi, motivasi pada tingkat intrinsik yang lebih dalam, kita perlu memahami kebutuhan dasar dan bagaimana mereka diwakili dan dipenuhi oleh setiap individu.