Pertama-tama dengan bantuan partisipan yang sehat dari berbagai usia. Dalam jangka panjang, pekerjaan penelitiannya dapat membantu menjelaskan kondisi klinis dengan proses prediksi yang menyimpang, seperti autisme dan skizofrenia. European Research Council (ERC) akan mendanai proyek selama lima tahun dengan 1,5 juta (Maret 2018). Mereka akan mendanai dua posisi peneliti doktoral dan dua postdoctoral.
Lahir pada 1980 di Kuala Lumpur (Malaysia), Yee Lee Shing pindah ke Amerika Serikat pada usia 19 tahun untuk belajar psikologi. Dari 2004 hingga 2015 ia bekerja di Institut Max Planck untuk Pembangunan Manusia di Berlin. Dia juga mengadakan Humboldt Fellowship di sana di Humboldt University.
Shing menemukan perspektif luas tentang perkembangan otak manusia sepanjang umur sangat menarik. Selain itu, Sekolah Penelitian Max Planck Internasional yang baru di Life Course (LIFE) menawarkan kepadanya konteks penelitian lintas disiplin dan trans-Atlantik. Keputusannya saat itu untuk datang ke Jerman. Pengawas doktor Shing adalah Profesor Ulman Lindenberger dan Profesor Shu-Chen Li. Shing adalah dosen di Universitas Stirling di Skotlandia sejak 2015 dan seterusnya.
Profesor Shing masih bekerja di Stirling ketika dia mengajukan proposal proyeknya. Keputusannya untuk kembali ke Jerman dan menerima penunjukan di Frankfurt juga sebagian karena Brexit. Suami dan kedua anaknya adalah orang Jerman. Mereka merasa bahwa masa depannya di Inggris tidak pasti. Setelah bertahun-tahun di Eropa, beliau tetap tidak ingin tinggal di luar UE. Sekarang Shing menantikan lingkungan kerja yang produktif di Institut Psikologi di Goethe University Frankfurt. (BIS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H