Neuromarketing secara inheren membuat iklan manipulatif, benar-benar absurd karena semuanya berinteraksi dengan mempengaruhi kita dalam beberapa cara atau lainnya. Nantinya ke depan, justru dengan neuromarketing dapat juga memintarkan konsumen agar tidak mudah "dibohongi" produsen-produsen nakal. Dengan kata lain neuromarketing juga membantu melindungi konsumen.
Hak kita untuk memasukan consumer neuroscience. Bill of Rights dibuat di 1962 oleh Presiden John F Kennedy di untuk melindungi hak-hak konsumen di seluruh dunia. Termasuk hak untuk pendidikan konsumen yang merupakan kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan hasil keputusan percaya diri diinformasikan meskipun definisi ini mungkin sudah cukup tua di tahun 60an.
Kita percaya perlu diperbarui untuk memasukkan neuromarketing dan membuat pembatasan tentang bagaimana kita dapat meluruskan opini sempit terhadap neuromarketing. Seharusnya hanya diizinkan pada produk konsumen yang tidak aktif. Kampanye politik juga diperbolehkan namun yang tidak pada topik kontroversial.Â
Tidak pada masalah isue pemilihan, dan jelas-jelas bukan alat propaganda. Masih ingat kan, pada saat musim kampanye pemilihan calon presiden dan wakil presiden yang baru kita lewati bersama tahun lalu. Antara 01 dan 02. Betapa mengerikannya bila pemasar politik hanya bermain di lower brain level, alias croc brain, alias crocodile brain atau lizard, reptilian brain, alias brainstem atau batang otak sebagai survival brain function, yang sebenarnya sangat tidak mendidik.
Memang risiko emulasi terlalu tinggi dan kita harus merangkul dalam pemasaran kita dengan tangan terbuka dengan cara yang sama seperti itu. Teknologi baru tampak menakutkan ketika pertama kali diperkenalkan kepada banyak orang. Persis yang terjadi sekarang; ketakutan berlebih terhadap neuromarketing dan implikasi yang dimilikinya.
Kita harap bisa menunjukkan bahwa tidak ada alasan untuk takut pada pemasaran neuro atau neuromarketing ini. Kita harus menerimanya sebagai masa depan beriklan dengan neuromarketing. Kita dapat menciptakan barang sosial dan menimang iklan dengan mempelajari neuromarketing. Dengan neuromarketing iklan bisa menjadi semenarik mungkin. Mampu menciptakan merek yang kuat. Berpikiran inovasi menciptakan merek dan produk melalui ilmu neuromarketing. (BIS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H